Serangan Balik Macron, Tak Terima Dituduh Erdogan Sakit Mental: Tunjukkan Sikap Perang ke NATO

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuding Macron sakit mental dan meminta Macron untuk memeriksakan kejiwaannya.

nypost.com
Presiden Perancis Emmanuel Macron Vs Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan 

TRIBUN-MEDAN.com - Kecaman para pemimpin dunia terhadap Presiden Perancis Emmanuel Macron terus bermunculan.

Mereka mengecam pernyataan Presiden Macron yang dinilai menghina Nabi dan agama tertentu dengan melakukan generalisasi yang keliru.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuding Macron sakit mental dan meminta Macron untuk memeriksakan kejiwaannya.

Presiden Indonesia Joko Widodo juga mengecam sikap orang nomor satu di Perancis itu.

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (tengah) saat hendak berfoto bersama pimpinan negara-negara peserta KTT G-20 di Hamburg, Jerman, Jumat (7/7/2017). TRIBUNNEWS/BIRO PERS
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (tengah) saat hendak berfoto bersama pimpinan negara-negara peserta KTT G-20 di Hamburg, Jerman, Jumat (7/7/2017). TRIBUNNEWS/BIRO PERS (TRIBUN/BIRO PERS)

Kecaman juga datang dari sejumlah pemimpin negara Islam atas sikap arogan Emmanuel Macron.

Unjuk rasa pun meluas, tak hanya terjadi di negara mayoritas berpenduduk Islam, tetapi juga di negara komunis dan mayoritas berpenduduk Hindu.

Meski mendapat kecaman, Presiden Emmanuel Macron bukannya meminta maaf tapi justru berkelit.

Berita terkini Warta Kota ( Tribunmedan.com grup ) yang didapat dari cuitan Macron menyebutkan, dia kini mengaku tak bermaksud menghina agama Islam dan para pemeluknya.

Dia hanya mengecam teroris yang telah menewarkan 300 warga Perancis.

Tetapi, dia Macron juga balik menyerang Presiden Turki Erdogan

Macron menuding Presiden Turki Erdogan memiliki sikap "berperang" terhadap sekutu NATO.

NATO (The North Atlantic Treaty Organizatio) atau Organisasi Perjanjian Atlantik Utara, juga disebut Aliansi Atlantik Utara, adalah aliansi militer antar pemerintah antara 30 negara Amerika Utara dan Eropa, berdiri 4 April 1949.

Seperti diberitakan AFP, kantor berita berpusat di Perancis, Macron juga mengutuk seruan yang "tidak dapat diterima" untuk boikot produk Perancis.

"Kami mengecam "distorsi" oleh para pemimpin politik atas kartun (Nabi) Muhammad," ujar Macron seperti dikutip dari AFP.

Seperti diketahui, Presiden Erdogan mengaku bergabung dengan sejumlah negara untuk boikot barang-barang Perancis.

Halaman
1234
Sumber: Warta kota
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved