Serangan Balik Macron, Tak Terima Dituduh Erdogan Sakit Mental: Tunjukkan Sikap Perang ke NATO
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuding Macron sakit mental dan meminta Macron untuk memeriksakan kejiwaannya.
Guru bahasa Prancis, Paty, dibunuh dan dipenggal pada 16 Oktober di Conflans-Sainte-Honorine, di luar Paris, oleh seorang radikal Chechnya setelah dia dikecam karena telah menunjukkan kartun tersebut ke kelas tentang kebebasan berekspresi.
Beberapa Muslim menganggap gambar nabi apa pun sebagai penghujatan dan karikatur sebagai pelanggaran terhadap iman mereka.
Hukum Prancis sangat sekuler dan kepercayaan agama tidak menerima perlindungan khusus.
Majalah yang awalnya menerbitkan gambar tersebut, Charlie Hebdo, menjadi sasaran serangan ekstremis tahun 2015 yang menewaskan 12 orang.
Menyusul pembunuhan Paty yang berusia 47 tahun, Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan pembelaan yang berapi-api atas kebebasan berekspresi, termasuk hak kartunis untuk mencerca tokoh agama.
Negara tetangga Belgia, seperti Prancis, telah mengalami sejumlah serangan dalam beberapa tahun terakhir dan Molenbeek, yang memiliki populasi Muslim yang besar, menjadi terkenal sebagai sarang radikal.
Juru bicara wali kota menekankan skorsing itu bukan hukuman, tapi untuk menjaga ketertiban sementara prosedur disiplin dijalankan, setelah itu guru bisa menghadapi tindakan administratif.
(*)
Artikel ini sudah tayang di Warta Kota dengan judul : PRESIDEN Perancis Emmanuel Macron Tuding Presiden Turki Erdogan Tunjukkan Sikap Perang Kepada NATO