Serangan Balik Macron, Tak Terima Dituduh Erdogan Sakit Mental: Tunjukkan Sikap Perang ke NATO

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuding Macron sakit mental dan meminta Macron untuk memeriksakan kejiwaannya.

nypost.com
Presiden Perancis Emmanuel Macron Vs Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan 

"Jangan pernah memberikan kredit pada barang-barang berlabel Perancis, jangan membelinya," ujar Erdogan.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (kiri) dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (kiri) dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron. (sputniknews.com)

Selain itu, Presiden Erdogan juga menyatakan bahwa Emmanuel Macron membutuhkan "pemeriksaan mental".

Barang-barang Prancis telah ditarik dari rak supermarket di Qatar dan Kuwait, di antara negara-negara Teluk lainnya, sedangkan di Suriah orang-orang telah membakar gambar Macron dan bendera Prancis telah dibakar di ibu kota Libya, Tripoli.

Cuitan Presiden Macron

Presiden Perancis Emmanuel Macron menulis status khusus untuk mengklarifikasi pernyataan sebelumnya yang dinilai disalahartikan.

Macron menulis statusnya di akun twitter tidak hanya dalam bahasa Inggris dan Perancis, tetapi juga dalam bahasa Arab.

Menurut Presiden Macron, yang ia lawan dan perangi itu terorisme yang mengatasnamakan agama, bukan agama Islam itu sendiri.

"Saya melihat banyak kebohongan, dan saya ingin mengklarifikasi yang berikut: Apa yang kami lakukan sekarang di Prancis adalah memerangi terorisme yang dilakukan atas nama Islam, bukan Islam itu sendiri," ujar Macron dalam tulisan Arab yang telah diterjemahkan google ke dalam bahasa Indonesia, Minggu (1/11/2020) dini hari WIB.

Menurut Macron, terorisme di negaranya telah merenggut lebih dari 300 warga Perancis.

Selain itu, Emmanuel Macron juga membantah tudingan yang menyebut dirinya mendukung karikatur menghina Nabi Muhammad SAW yang dimuat di majalah Charlie Hebdo.

Macron hanya mendukung kemampuan menulis, berpikir, dan menggambar secara bebas seperti yang dianut selama ini di Perancis.

Macron menyadari bahwa pendiriannya itu mengejutkan, tetapi dia harus sampaikan.

"Mereka menyebut saya bahwa saya "mendukung kartun yang menghina Nabi". Saya mendukung kemampuan menulis, berpikir, dan menggambar dengan bebas di negara saya, ini adalah hak dan kebebasan kami. Saya menyadari ini bisa mengejutkan dan saya menghormatinya, tetapi kita harus membicarakannya," ujar Macron.

Macron juga menghujat para ekstrimis.

"Para ekstremis mengajarkan bahwa Prancis tidak boleh dihormati. Mereka mengajarkan bahwa wanita tidak setara dengan pria, dan bahwa gadis kecil tidak boleh memiliki hak yang sama dengan anak laki-laki. Saya memberi tahu Anda dengan sangat jelas: Tidak di negara kita," katanya.

Halaman
1234
Sumber: Warta kota
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved