Pembuat Peti Mati Ini Mendadak Kaya Raya, Raup Uang Rp 25 Miliar Hasil Jual Meteoroid
Seorang pembuat peti mati di Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, Joshua Hutagalung, mendadak kaya raya.
Anehnya, air yang ada di sekitar batu itu terisap dan kering.
“Kami yakin benda angkasa ini merupakan sisa benturan meteor yang jatuh ke bumi. Kami yakini batu ini pertanda baik bagi kami dan juga bagi desa kami ini,” katanya.
Informasi yang berhasil dihimpun Tribun-Medan.com, selain jatuh di samping rumah Joshua, serpihan benda angkasa itu pun tampak di sekitar persawahan di desa tersebut.
Lokasinya sekitar 1 kilometer dari rumah Josua.
Hal itu disampaikan Josua ketika malam harinya ia melihat postingan di Facebook, ada juga serpihan batu yang sama jatuh di sekitar persawahan.
“Dalam video yang diunggah di akun Facebook itu saya lihat ukuran batunya kecil-kecil karena sudah dalam bentuk serpihan. Jumlahnya juga sedikit. Sekali lagi kami yakini ini adalah pertanda baik dan mungkin baru kali ini terjadi di Tapanuli Tengah ini,” katanya.
Setelah viral, warga pun ramai mendatangi kediaman Joshua.
“Banyak sudah yang datang ke rumah kami ini termasuk Bapak Camat. Banyak yang bilang fenomena ini membawa keberuntungan. Mudah-mudahan demikian," ujarnya.
Jadi Miliarder
Optimisme Joshua Hutagalung akan batu hitam itu terbukti beberapa bulan kemudian.
Ia menjadi miliarder usai batu luar angkasa yang ditemukannya dijual senilai 1,5 juta euro atau setara dengan Rp 25 miliar.
Hasil analisis, meteoroid temuan Joshua itu diklasifikasikan sebagai CM1 / 2 karbonan Chondrite, penemuan yang sangat langka yang membawa bahan kimia penyusun yang diyakini telah menjadi benih kehidupan di awal tata surya.
Dilansir dari dari www.thesun.ie, Rabu (18/11/2020), Joshua telah menjual batu tersebut kepada kolektor dari Amerika Serikat dengan harga 1,4 juta poundsterling atau setara Rp 25 miliar.
Uang tersebut memberi Josua cukup untuk persediaan pensiun dan membangun gereja baru di desanya.
Dia mengatakan, “Saya sedang mengerjakan peti mati di dekat jalan di depan rumah saya ketika saya mendengar suara ledakan yang membuat rumah saya bergetar. Seolah-olah pohon telah menimpa kami.”