Jaga Pasokan di Masa Pandemi, Bantuan Sub Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura Disalurkan
Sejak bulan Maret 2020, kondisi perekonomian mengalami penurunan bahkan menembuh angka di bawah minus.
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Banyak dampak yang dirasakan oleh masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung di masa pandemi Covid-19.
Dampak secara langsung dapat dirasakan oleh pekerja yang putus kontrak kerja atau pekerja harian yang menggantungkan pendapatannya terhadap pendapatan secara harian.
Sementara dampak tidak langsung dapat dirasakan oleh petani, seperti kesulitan mendapatkan benih dan pupuk akibat terhambatnya transportasi pengangkutan, sehingga terganggunya jadwal tanam.
Kasubbag Program Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Yuspahri Peranginangin mengatakan, sejak bulan Maret 2020, kondisi perekonomian mengalami penurunan bahkan menembuh angka di bawah minus.
Namun sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan dan hortikultura masih mampu tumbuh secara positif bahkan menjadi salah satu penopang perekonomian di tengah wabah Covid-19.
"Pada triwulan III tahun 2020, tercatat pertumbuhan ekonomi pada sektor pertanian sebesar 1,12 persen, sementara sub sektor lainnya mengalami kontraksi atau negatif," ujar Yuspahri kepada Tribun-Medan.com, Selasa (24/11/2020).
Dikatakannya, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tersebut, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura telah mengalokasikan dan menyalurkan bantuan benih tanaman pangan dan hortikultura, pupuk dan alat pendukung pertanian lainnya untuk menjaga ketersediaan pasokan pangan strategis dan menjaga kestabilan perekonomian.
Kondisi ini dapat dirasakan khususnya di Sumatera Utara, selain pertumbuhan ekonomi sektor pertanian tersebut.
Kondisi produksi komoditas strategis seperti padi, jagung dan cabai merah masih dalam kondisi baik, sebab kebutuhan komoditas tersebut masih dapat terpenuhi dengan baik melalui produksi secara berkala.
Sementara bawang merah, diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 39,03 persen dibanding tahun 2019 atau produksi sebesar 25.126 ton dan mampu memenuhi Kebutuhan masyarakat Sumatera Utara sebesar 57,16 persen.
Untuk produksi komoditas strategis lainnya seperti padi diperkirakan sebesar 4.696.414 ton GKG atau setara dengan 2.772.357 ton beras dan mampu menghasilkan surplus beras sebesar 814.475 ton.
Baca juga: Daun Agro Dukung Produktivitas Pertanian di Sumut dan Aceh
Produksi Jagung pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 2.011.848 ton pipil kering dan mampu menghasilkan surplus sebesar 278.141 ton.
"Produksi cabai merah pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 168.591 ton dan mampu menghasilkan surplus sebesar 34.664 ton," ucap Yuspahri.
Di sisi lain, ia mengatakan bantuan stimulus di tahap ke-II yang dialokasikan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah jagung sebanyak 258 ton atau untuk pertanaman seluas 17.200 hektar, bawang merah sebanyak 157 ton atau untuk pertanaman seluas 157 hektar, cabai merah sebanyak 2.664 sachet atau untuk pertanaman seluas 222 hektar, pupuk NPK untuk komoditas jagung sebanyak 1.720 ton, pupuk organik untuk komoditas bawang merah sebanyak 471 ton dan alat pendukung pertanian seperti cangkul, garu, handsprayer dan angkutan hasil panen.
Bantuan tersebut telah disalurkan ke 29 Kabupaten Kota di Sumatera Utara, sejak minggu pertama bulan November 2020.
"Bantuan benih komoditas tanaman pangan dan hortikultura, pupuk dan alat pendukung pertanian lainnya ditengah wabah pandemi Covid-19, diharapkan mampu menjadi stimulus ekonomi di Sumatera Utara dan sekaligus menjaga ketersediaan pangan strategis," ujarnya. (nat/tribun-medan.com)