Sejumlah PSK Meronta-ronta saat Diamankan Petugas Gabungan dari Kafe Remang-remang di Langkat
Petugas gabungan di Kabupaten Langkat merazia sejumlah kafe remang-remang yang ada di lima kecamatan. 13 orang diamankan dalam razia ini
TRIBUN-MEDAN.com,STABAT-Dinas Sosial (Dinsos) Pemkab Langkat bersama petugas gabungan TNI/Polri dan Satpol PP merazia sejumlah kafe remang-remang yang ada di pinggiran kota, Sabtu (28/11/2020) tengah malam.
Dalam razia ini, petugas menyambangi tempat diduga prostitusi yang disinyalir menyediakan minuman keras dan pekerja seks komersial (PSK).
Saat petugas mendapati sejumlah PSK tengah asyik bernyanyi, petugas wanita langsung bergerak.
Baca juga: Suami di Lampung Relakan Istrinya Jadi PSK, Berujung Dibui, Ngamuk-ngamuk saat Setorannya Kurang
Malam itu, petugas berniat mengamankan para PSK untuk selanjutnya didata.
Namun, beberapa PSK melawan. Mereka meronta-ronta minta dilepaskan.
Karena dianggap menghambat proses penindakan, petugas wanita menarik paksa para PSK ke mobil untuk digiring ke kantor Dinsos Pemkab Langkat.
Baca juga: Fakta-fakta Resepsionis Temukan Wanita Diduga PSK Tewas Wajah Berdarah saat 5 Hari Menginap di Hotel
“Pada kesempatan ini kami merazia sejumlah tempat hiburan malam yang ada di lima kecamatan.
Adapun lokasi yang kami datangi di antaranya Kecamatan Stabat, Kecamatan Secanggang, Kecamatan Binjai, Kecamatan Brandan Barat hingga ke Kecamatan Besitang,” kata Kepala Dinsos Pemkab Langkat Rina Wahyuni Marpaung, Minggu (30/11/2020).
Rina mengatakan, dalam razia kali ini ada 13 orang wanita penghibur dan seorang pria yang diamankan.
Mereka semua tidak mampu menunjukkan identitas diri.
Selain itu, ke 13 PSK tersebut tidak mematuhi protokol kesehatan.
Baca juga: Beban Hati Suami Peristri PSK, Diam-diam Masih Selingkuh, Kepergok di Kamar Lagi Bugil: Bacok Kepala
“Tak satupun dari mereka yang kami amankan ini mengenakan masker di masa pandemi seperti ini,” kata Rina.
Di kantor Dinsos Pemkab Langkat, para PSK yang terjaring ini lebih memilih menutupi wajahnya dengan baju dan jaket.
Mereka malu saat wajahnya dijeperet kamera petugas.
“Setelah kami lakukan pendataan, selanjutnya kami menghubungi kepala desa atau lurah untuk datang ke sini.