Warga Minta Pembangunan Jembatan Tano Ponggol Dipercepat
Pada saat pembangunan, sejumlah truk yang lalu-lalang untuk mengantar tanah yang dikeruk menghasilkan abu saat musim kemarau.
Penulis: Maurits Pardosi |
TRIBUN-MEDAN.com, SAMOSIR – Pembangunan sekitar Tano Ponggol di Samosir masih terus berlangsung hingga hari ini, Sabtu (5/12/2020).
Saat disambangi oleh tribunmedan.id di lokasi, sejumlah pekerja sedang mengerjakan gundukan tanah yang berada di sekitar jembatan tano ponggol.
Tano Ponggol ini merupakan selat yang menghubungkan dua perairan di bagian Utara dan Selatan Danau Toba dan sekaligus memisahkan antara Pulau Samosir dan Pulau Sumatera.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, pembangunan saat ini sudah mencapai tahap kedua.
Dalam tahap pertama, pembangunan tersebut merupakan pengerukan yang memisahkan antara Pulau Sumatera dan Pulau Samosir.
Pengerukan tersebut dilakukan agar kapal-kapal penumpang yang ingin melintas dari Tano Ponggol bisa berlangsung baik.
Sebelum pembangunan yang digagas oleh Kementerian PUPR, perairan Tano Ponggol ini kerap dihuni oleh eceng gondok akibat pasir dan lumpur sudah menumpuk.
Sehingga, kapal penumpang yang ingin melintas kesulitan dan bahkan terhambat.
Pada 30 Juli 2020, dilansir dari kompas.com, pelebaran Tano Ponggol yang dikerjakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) telah mencapai 74 persen.
Hal ini telah disampaikan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Pulau Samosi pada Senin (29/7/2020).
Diperkirakan lebar Tano Ponggol mejadi 80 meter dari sebelumnya, 25 meter.
Artinya, pelebaran bertambah 45 meter. Bukan hanya lebar yang bertambah kedalamannya pun bertambah dari 3 meter menjadi 8 meter.
Akibat pekerjaan ini, 571.562 meter kubik yang akan dipindahkan dari kawasan Tano Ponggol agar mendapatkan dasar alur pada 897 meter diatas permukaan laut (mdpl).
Terkait pembangunan yang sedang berlangsung, seorang warga Irma Sianturi (41) berharap pembangunan segera rampung.
“Kami berharap pembangunan ini segera rampung agar kita bisa menikmati keindahan Tano Ponggol ini. Dengan rampungnya ini, maka masyarakat dapat menikmatinya; mungkin dengan membuat tempat berjualan makanan di sekitar ini,” ujarnya saat dikonfirmasi pada Sabtu (5/12/20200.