Kisah Pilu Bocah 9 Tahun, Idap Penyakit Langka Bikin Kulitnya Membatu, hingga Diajuhi Teman Sebaya
Seorang gadis berusia 9 tahun menderita kelainan kulit langka, yang membuat kulitnya mengeras seperti batu.
TRIBUN-MEDAN.com - Seorang gadis berusia 9 tahun menderita kelainan kulit langka, yang membuat kulitnya mengeras seperti batu.
Bocah malang itu bernama Rajeshwari, yang berasal dari Chhattisgarh, India.
Rajeshwari lahir dengan kondisi kulit yang sangat langka yang disebut Ichthyosis yang menyebabkan lepuh seperti batu terbentuk di sekujur tubuhnya.
Lepuh yang menyiksa menutupi sebagian besar tubuhnya termasuk lengan, tungkai, tangan dan kakinya - membuatnya sakit untuk berjalan atau bahkan duduk.
Kondisi yang memprihatinkan membuat dia tidak bisa melakukan tugas sehari-hari seperti mandi.
Ichthyosis adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan yang menyebabkan kemerahan, bersisik dan kulit melepuh parah.
Baca juga: Info Terbaru Kenaikan Gaji PNS 2021, THR dan Gaji ke-13 PNS, Keputusan Pemerintah yang Sebenarnya
Ia menyerang proses regenerasi kulit di tubuh manusia, membuat kulit luar menjadi keras dan bersisik.
Kisah menyedihkan Rajeshwari membuatnya dihindari oleh penduduk dan anak-anak muda sekitar.
Cuplikan dari saluran YouTube Serial Truly 'Born Different' mengikuti keluarga tersebut saat mereka mengunjungi dokter spesialis dengan harapan meringankan kondisi Rajeshwari.
"Orang tua tidak mengizinkan anak-anak pergi ke rumah Rajeshwari karena mereka memberi tahu mereka bahwa mereka mungkin juga terkena penyakitnya," kata pamannya, Kala Ram.
"Kami ingin orang-orang memperlakukannya seperti anak lain dan tidak takut dengan penyakitnya."
Keluarga Rajeshwari pertama kali mulai memperhatikan bisul di kulitnya pada usia empat tahun, tetapi mereka tidak mengerti apa itu.
Baca juga: Hotman Paris Tegaskan Tak Mau Jadi Pengacara Pimpinan FPI Muhammad Rizieq Shihab, Ini Alasannya
Dokter tidak dapat mengobati kondisinya, atau bahkan memberikan diagnosis yang tepat untuk penyakit yang tidak biasa tersebut.
Hanya 24 kasus telah dilaporkan di seluruh dunia, dan kelangkaan kondisi tersebut membuat penelitian menjadi sulit.