Kisah Pilu Bocah 9 Tahun, Idap Penyakit Langka Bikin Kulitnya Membatu, hingga Diajuhi Teman Sebaya
Seorang gadis berusia 9 tahun menderita kelainan kulit langka, yang membuat kulitnya mengeras seperti batu.
Obat-obatan yang diresepkan hanya dapat menghambat pertumbuhan lepuh, tetapi memiliki efek samping yang parah.
"Belum ada terobosan besar dalam hal penelitian. Saat ini, sains tidak dapat menyembuhkan penyakit ini, " kata Dr Satyaki Ganguly dari Institut Ilmu Kedokteran Seluruh India di Raipur.
Penderitanya rentan terkena infeksi kulit akibat pecah-pecahnya kulit dan kepanasan akibat berkurangnya kemampuan memproduksi keringat.
Ia bahkan dapat merusak penglihatan dan pendengaran jika kulit menumpuk di atas telinga dan mata.
Tinggal di distrik suku terpencil Dantewada membuat perawatan kesehatan semakin sulit diakses, karena dia harus melakukan perjalanan yang melelahkan ke kota untuk berobat.
Video itu menunjukkan bocah sembilan tahun itu berjuang untuk berjalan, dan sedang duduk di kursi roda ketika dia tiba di rumah sakit.
Baca juga: Beredar Kabar Soal Pemalsuan Surat Hasil Swab, Dinkes Bakal Pidanakan Pelakunya
Rajeshwari mengunjungi rumah sakit distrik bersama ibunya dengan harapan dapat meredakan beberapa gejala terburuk.
Dr. Yasha Upendva menggambarkan kasus ini cukup parah, menjelaskan bahwa ini adalah Ichthyosis Hystrix - bentuk penyakit yang lebih langka.
"Lapisan luar kulitnya terdiri dari kulit mati. Lapisan jaringan mati ini terbentuk secara berlebihan, dan ini terjadi karena mutasi dan level gen.
"Dia juga menderita kekurangan vitamin D, dan pasien bisa mengalami malnutrisi karena pembentukan jaringan tebal yang menyebabkan gangguan pada pergerakan pasien."
Upendva menyarankan pembersih bebas sabun dan mandi air garam untuk melembabkan kulit keras, sebelum mengoleskan pelembab berbasis emolien yang kental untuk mengangkat kulit mati.
Dia juga meresepkan Rajeshwari vitamin A retinoid dan vitamin D.
"Satu hal yang sangat saya khawatirkan adalah perkembangan psikologisnya.
"Karena dia menderita suatu kondisi yang membuatnya terlihat sedikit aneh di antara teman-temannya, satu hal yang sangat penting adalah dukungan psikologis lanjutan yang bisa kita atur sesi konseling tertentu."
Meski belum ada obatnya, keluarganya berharap pengobatan baru ini akan meredakan beberapa gejalanya.
Pamannya berkata: "Apakah dia sembuh atau tidak, kami akan melanjutkan pengobatannya dan akan mengikuti nasihat dokter." (sal/tribun-medan.com)