Disebut Sebar Rp 100 Miliar di Pilkada Samosir, VANTAS: Orang Kalah kan Begitu, Cari-cari Kesalahan
Pasangan calon peraih suara terbanyak Pilkada Samosir, Vandiko Gultom-Martua Sitanggang merespons santai tudingan terkait dugaan money politics
Penulis: Arjuna Bakkara | Editor: Juang Naibaho
Terkait hasil Pilkada Samosir 2020, PDIP yang mengusung paslon petahana Rapidin Simbolon-Juang Sinaga, berkali-kali menyebutkan isu money politics di pesta rakyat tersebut.
Tak tanggung-tanggung, Djarot Syaiful Hidayat dan Arteri Dahlan menyebut adanya money politics hingga Rp 100 miliar yang disebar kepada masyarakat.
Saat ini PDIP sudah mengajukan permohonan ke KPU dan Bawaslu agar mendiskualifikasi pasangan Vandiko Gultom-Martua Sitanggang.
Ketua DPD PDIP Sumut, Djarot Syaiful Hidayat mengatakan, Pilkada Samosir terlalu unik.
Kata Djarot, pihak lawan diduga ada mengeluarkan uang sampai Rp 100 miliar lebih untuk praktik money politics.
"Bahkan, yang saya dengar ada itu yang sampai 1 juta per orang," ucap Djarot.
Senada, politisi PDIP Arteria Dahlan menyebut money politics di Samosir sangat 'mengerikan'. Per orang bisa mendapatkan Rp 1 juta.
"Kami melihat adanya kejahatan yang berbalut pencucian uang dan tindak pidana korupsi melalui modus money politics. Bayangkan, Pilkada di Kabupaten Samosir dengan memperlihatkan PAD-nya yang hanya sederhana dan sedikit, ada calon yang rela menggelontorkan uang sampai ratusan miliar,” kata Arteria Dahlan, anggota Komisi III DPR RI, Kamis (17/12/2020).
Tidak hanya itu, Arteria juga menuding bahwa jauh hari sebelum pemilihan, Vandiko dan tim suksesnya membagi-bagikan 60 ribu sembako beserta 120 masker.
Menjelang hari pemilihan, sambung Arteria, pemilih kembali disuap dengan nilai bervariasi, mulai dari Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu.
"Ada calon yang rela menggelontorkan uang sampai ratusan miliar. Satu kepala lebih dari 1 juta. Mulai Desember tahun lalu, diberikan 60 ribu paket sembako dan parsel. Bulan Mei diberikan paket sembako 60 ribu dan diberikan 120 ribu masker," imbuhnya.
"Saya tidak protes, tapi saya ingin menanyakan kepada seluruh aparat penegak hukum, pak polisi, Bawaslu dan tolong tanyakan KPK juga dan PPATK berasal dari mana uang sebanyak itu.
Maka dari itu kami mohon betul, teman-teman di kepolisian Mabes Polri tolong turunkan Propam Mabes, pak Irwasum-nya hadir dan Kompolnasnya hadir,” kata Arteria.
Saking emosinya, dia meminta agar PPATK menelisik keuangan ayah dari Vandiko yang merupakan mantan pejabat di Kementerian PUPR.
Sehingga, kata dia, masalah Pilkada Samosir ini bebas dari praktik-praktik kotor.