Kisah Perang Saudara, Ribuan Orang Terbunuh, Mati Sia-sia di Negara Militer Paling Miskin di Dunia
Menurut laporan Global Firepower 2021, negara inilah yang anggaran pertahanannya paling kecil di antara 139 negara lainnya di dunia.
Perang Saudara Liberia Kedua
Asal mula perang saudara kedua berakar pada konflik sebelumnya yang dilancarkan antara 1989 dan 1996 yang membuat mantan pemimpin pemberontak Charles Taylor menjadi presiden seluruh bangsa, setelah pemilihan umum yang dipantau PBB pada 1997.
Negara itu tetap damai hanya dua tahun sebelum LURD memulai kampanye militernya.
Sebagian besar LURD adalah pejuang Mandingo dan Krahn yang dipimpin oleh Sekou Conneh.
Banyak dari mereka telah menjadi bagian dari kelompok pemberontak, Gerakan Pembebasan Bersatu Liberia untuk Demokrasi (ULIMO), yang telah bertempur dalam perang saudara Liberia pertama melawan Front Patriotik Nasional Liberia (NPFL) Taylor serta pemerintahan Presiden Samuel Doe.
Pada September 2000, untuk melemahkan dukungan bagi para pemberontak dari pemerintah Guinea dan Sierra Leone yang sekarang juga mendukung LURD, Taylor membujuk para pembangkang anti-pemerintah di kedua negara untuk membentuk Front Persatuan Revolusioner (RUF) .
Mereka bersama dengan beberapa pendukung paramiliternya memulai pemberontakan dan dengan demikian memperluas konflik ke tiga negara.
Tindakannya menuai kecaman dan tentangan dari PBB serta dukungan untuk Guinea dan Sierra Leone dari Inggris Raya dan Amerika Serikat.
Perang ini berakhir dengan genjatan senjata pada 29 Juli 2003.
LURD mengumumkan gencatan senjata yang memungkinkan ECOWAS mengirim batalyon yang sebagian besar terdiri dari pasukan Nigeria ke ibu kota sebagai penjaga perdamaian.
Karena semakin jelas bahwa pemerintahnya tidak akan selamat dari pengepungan tersebut, pada 11 Agustus 2003, Presiden Charles Taylor mengundurkan diri dan terbang ke pengasingan di Nigeria.
Pada 18 Agustus, Accra Comprehensive Peace Agreement (CPA) mengumumkan pembentukan Pemerintahan Transisi Nasional Liberia dengan Gyude Bryant sebagai presiden.
Kemudian, Ellen Johnson Sirleaf menjadi presiden kedua puluh empat Liberia dan wanita pertama yang memimpin sebuah negara Afrika.
(*/ tribunmedan.id)
Sumber: Intisari Online