Kisah Perang Saudara, Ribuan Orang Terbunuh, Mati Sia-sia di Negara Militer Paling Miskin di Dunia

Menurut laporan Global Firepower 2021, negara inilah yang anggaran pertahanannya paling kecil di antara 139 negara lainnya di dunia.

ist
Ilustrasi bendera Liberia - Kisah Perang Saudara, Ribuan Orang Terbunuh, Mati Sia-sia di Negara Militer Paling Miskin di Dunia 

TRIBUN-MEDAN.com - Liberia, seperti tahun lalu, menjadi pemilik militer paling miskin di dunia.

Menurut laporan Global Firepower 2021, negara inilah yang anggaran pertahanannya paling kecil di antara 139 negara lainnya di dunia.

Anggaran pertahanan negara ini dilaporkan meningkat. Tahun ini Liberia diperkirakan mengalokasikan 14,5 Juta dolar AS, dibanding tahun sebelumnya sebesar 13 juta dolar AS.

Meski begitu, nominal anggaran itu masih paling rendah di antara negara-negara lain.

Sementara untuk total kekuatan militernya, Liberia berada di urutan ke-2 terbawah dengan Power Index yang semakin menjauhi nilai sempurna.

Berdasarkan statistik terbaru, Liberia mencatatkan Power Index 9.5753
dibanding sebelumnya 5,5737.

Sejak lama, negara ini bertahan dengan berbagai bantuan dari Amerika Serikat (AS), termasuk untuk memperkuat angkatan bersenjatanya.

Liberia dengan susah payah kembali membangun militernya setelah kekacauan yang pernah terjadi. Dua periode perang saudara pernah berlangsung di negara ini.

Perang saudara pertama terjadi tahun 1989-1996, kemudian menyusul perang saudara kedua tahun 1999-2003.

Mengutip bbc.com, hingga 250.000 orang terbunuh dalam perang saudara tersebut.

Bahkan, ribuan lainnya dimutilasi dan diperkosa, yang seringkali oleh tentara, atau oleh tentara anak-anak yang dibius, dipimpin oleh panglima perang yang kejam.

Seperti ini terjadinya perang saudara di Liberia yang mengacaukan negara selama bertahun-tahun.

Perang Saudara Liberia Pertama

Melansir blackpast.org, Perang Saudara Pertama Liberia adalah salah satu konflik sipil paling berdarah di Afrika di era pasca kemerdekaan.

Pada 24 Desember 1989, sekelompok pemberontak lulusan Libya yang dipimpin oleh Charles Taylor menyerbu Liberia dari Pantai Gading.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved