Kondisi Terkni KLB Partai Demokrat
Max Sopacua Blak-blakan Soal Dana KLB Partai Demokrat yang Dilakukan di Hotel Berbintang Sibolangit
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Max Sopacua memberikan penjelasan terkait pelaksanaan KLB di Sibolangit, Sumatera Utara
TRIBUN-MEDAN.COM - Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Max Sopacua memberikan penjelasan terkait pelaksanaan KLB di Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).
Ia menegaskan persiapan KLB Partai Demokrat sudah 99 persen.
"Persiapannya sudah 99 persen. Satu persen itu adalah range untuk pembukaan. Peserta sudah banyak hadir. Dihitung dari para peninjau yang memiliki hak suara dan hak bicara," ujar Max Sopacua di depan gedung kongres.
Ia mendetail sudah ada 1200 peserta kongres yang hadir.
Terkait nama-nama yang muncul di bursa calon ketua umum, Max mengatakan bahwa pihaknya membuka kesempatan kepada siapapun yang ingin mencalon.
"Sejak kongres luar biasa ini dicetuskan, tokoh pertama yang diangkat menjadi ketua umum yakni Pak Moeldoko. Kalau yang lain silahkan, karena kita membuka pintu bagi calon lainnya. Siapapun yang mau termaksud ibu Hj Dr Asnaini, yang Ketua Partai Emas," sambungnya.
Terkait aklamasi, Max menyebutkan bahwa itu tidak akan terjadi.
"Pak Marzuki Alie sudah datang, ia juga berminat menjadi calon dan ada yang lain-lain juga, maka kita buka peluangnya. Mungkin saya juga mau maju sebagai calon, kenapa tidak," ucapnya.
Namun, terkait penyelenggaraan kongres ini, Max sebut bahwa biaya kongres itu dari kita sendiri.
"Biaya ya kita sendiri.Terkait tudingan kongres yang dianggap ilegal, itu terserah saja. Kita masing-masing punya otoritas. Mereka punya otoritas karena mereka ada di daerah sini. Tapi semuanya ini sesuai aspek legalitas yang ada. Izin kita ada. Tim satgas sendiri sudah datang ke sini untuk melihat pengaturan dan lainnya," kata Max.
"Kalau pun ada kata-kata orang mau dibubarkan, silahkan saja, kan ada aparat keamanan. Kita berpijak dihukum, keamanan dan semua ada aspek legalitasnya. Makanya saya bilang tadi orang yang mau buat hajatan saja ada izinnya kok, apalagi kongres," lanjutnya.
Soal adanya pemecatan kader, Max sebut proses pemecatan itu prosesnya lama.
"Kita ambil contoh Fahri Hamzah, ia dipecat sebagai kader anggota dari PKS saat itu ia masih duduk wakil ketua DPR. Berapa tahun itu, jadi tidak segampang itu dalam pemecatan kader. Saya juga siap dipecat. Tapi tidak segampang itu melakukan pemecatan. Emang moyangnya yang punya negara ini yang melakukan pemecatan-pemecatan itu. Siapa yang membuat partai Demokrat ini, ya kita semua bukan satu orang yang buat untuk memecat orang gitu," jelasnya
Untuk jumlah kongres ini, Max menghitung sudah 2/3 dari jumlah suara yang ada.
"Itu sudah di atas yang ada. Jadi kongres ini berjalan sesuai dengan aspek legalitas kita, karena sudah 2/3 dari jumlah suara," bebernya.
Saat disinggung masalah kongres Max Sopacua memberikan keterangan, latarbelakang kongres semua orang sudah tahu.
Yang menyebabkan KLB ini adalah kesumbatan yang terjadi bertahun-tahun.
"Saya mau cerita, supaya anda juga tahu, supaya tidak salah tulis. Kita memulai kongres 2013 di Bali. Saat itu saya ketua organizer komite. Peristiwanya menggusur Annas Urbaningrum dan SBY menjadi ketua pada waktu itu. Beliau menjadi ketua kita dukung secara aklamasi karena tidak ada lagi dan karena itu adalah solusi untuk membawa partai ini," ucapnya.
"Setelah pak Anas kena masalah. Tapi beliau juga punya janji akan melanjutkan kerjaan ketua waktu itu yang tersendat hasil KLB di Bali 2013. pada tahun 2015 KLB di Surabaya. Beliau juga terpilih, apa yang dijanjikan pada tahun 2013 tidak terlaksana juga. Malah waktu itu ada calon di Surabaya, Marzuki Alie waktu itu tapi tersendat juga sehingga terjadi aklamasi sehingga pak SBY jadi ketua umum," bebernya.
Sambung Max, proses berjalan dan regenerasi terus jalan.
Tapi ternyata, regenerasi pada tahun 2020 timpang juga. Regenerasi itu ke putranya beliau yaitu pak AHY.
Yang pada tahun 2017 lalu baru berhenti dari TNI waktu itu danmencalon gubernur DKI pada waktu itu gugur di putaran pertama.
"Setelah itu ya beliau aktif. Sampai menjadi ketua umum secara aklamasi.
Kita yang kurang srek itu. Kongres itu waktu itu cuma empat jam. Sementara kita buat kongres ini acaranya tiga hari. Di mana langsung menempatkan pak AHY sebagai ketua umum. Sebenarnya tidak masalah, kalau asal saja ada prosesnya. Ada proses pertanggungjawaban dari ketua umum, pelaksanaan hasil pemilu dan lainnya," ujarnya.
Namun pada waktu itu semua orang disuruh keluar yang tidak memiliki hak suara.
Bahkan pendiri disuruh keluar. Setelah putusan baru diberi masuk, sehingga banyak yang mengganjal.
"Kenapa KLB ini. Karena selama ini terdengar sepihak atau mungkin kalian sering menonton saya di tv berdebat mengenai masalah ini. Saya hanya ingin meluruskan bahwa peristiwa pada 2001 partai ini dibuat. Ini berjalan lurus ke depan sehingga kelompok yang buat KLB ini disebut kelompok garis lurus. Maka timbullah tag line kita, mengumpulkan yang tercecer," katanya.
"Apakah selama pak AHY memimpin ada masalah?. Saya pikir bukan karena ada masalah ya peristiwa demi peristiwa itu berlangsung, saya kira teman-teman juga tahum kemarin pak SBY juga bicara. Beliau turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini. Seharusnya masalah ini diselesaikan oleh ketua umum. Karena pak SBY itu majelis tinggi. Tugas majelis tinggi itu lain. Saya juga anggota majelis tinggi. Itu penyelesaian lain. Itu tugas ketua. Tapi mungkin pak AHY berhalangan tidak bisa turun tangan untuk menyelesaikan masalah itu. Saya kira itu wajar-wajar saja.kita perlu yang kuat kedepan yang punya kredibilitas. Semua harus memenuhi persyaratan. Kami sudah sampaikan kepada DPD dan DPC agar tidak takut dipecat. Karena selesai KLB ini menganulir semua yang memecat anda. Ke depan tidak ada pemecatan. Maka ada tag line, mengembalikan yang tercecer," pungkasnya.