Breaking News

Napoleon Dari Raya

SOSOK RONDAHAIM SARAGIH, Napoleon dari Raya, Diusul jadi Pahlawan Nasional❓

Tuan Rondahaim Saragih kini diusulkan sebagai Pahlawan Nasional asal Sumatera Utara pada Hari Pahlawan, 10 November 2025 mendatang.

Penulis: Alija Magribi | Editor: M.Andimaz Kahfi

TRIBUN-MEDAN.COM, SIANTAR - Tuan Rondahaim Saragih kini diusulkan sebagai Pahlawan Nasional asal Sumatera Utara pada Hari Pahlawan, 10 November 2025 mendatang.

Perjuangan menetapkan Tuan Rondahaim Saragih sebagai pahlawan ternyata sudah yang keempat kalinya dilakukan. 

Pada tahun ini, tetua adat dari etnis Simalungun berharap adanya pengakuan negara terhadap jasa Tuan Rondahaim, Sang Napoleon dari Pematang Raya yang bergerilya menentang kedatangan Bangsa Belanda ke Simalungun pada tahun 1880-an.

“Sebenarnya usulan kepahlawananya Tuan Rondahaim Saragih sudah dilakukan sejak zaman Pak JR Saragih sebagai Bupati Simalungun. Kalau saya tak silap, sudah diusulkan sejak tahun 2021, 2022, 2023 dan 2025. Iya ini adalah usulan keempat,” kata Dr. Sarmedi Purba, Ketua DPP Partuha Maujana Simalungun (PMS), Minggu (2/10/2025).

Sarmedi menyebut bahwa pemerintah pusat harus memperhatikan pergerakkan dari Simalungun saat menentang kolonialisasi Belanda.

Sebab tak sedikit dari tokoh Simalungun berjuang untuk Tanah Habonaron do Bona.

Banyak daerah lain di Sumut sudah diusulkan sebagai pahlawan, mulai dari Sisingamangaraja XII dari Tapanuli, Djamin Ginting dari Karo, hingga Tengku Amir Hamzah dari tanah Melayu. Oleh sebab itu, ujar Sarmedi, ini saatnya mengakui “Orang Simalungun”.

“Jadi di Simalungun ini belum ada (pengakuan pahlawan) sampai sekarang. Kita berharap dari panitia gelar nasional, mohon kiranya kali ini diloloskan lah sebagai pahlawan nasional,” kata Sarmedi. 

Sarmedi menyebut selain Tn Rondahaim, sebenarnya tetua adat Simalungun telah menyodorkan nama lain yaitu Raja Sang Naualuh Damanik, pendiri Kota Pematangsiantar yang sekaligus menjadi tokoh kebanggaan warga Bengkalis di Provinsi Riau. 

Kembali pada sosok Tuan Rondahaim Saragih, Dr Sarmedi Purba selaku tetua adat yang tersohor di Simalungun dan Pematangsiantar menyampaikan bahwa sosok Tuan Rondahaim adalah pejuang yang tidak mau memberikan kesempatan kepada Belanda untuk masuk ke Kerajaan Raya dan Kabupaten Simalungun.

“Waktu itu belum ada kemerdekaan Indonesia. Hanya ada kerajaan. Itu adalah suatu cikal bakal dari pergerakkan kemerdekaan. Ini intinya, bahwa Tuan Rondahaim menyerang Belanda di perkebunan lewat gerakkan gerilya,” kata Sarmedi. 

Lewat jasanya itu, kata Sarmedi, pemerintahan Belanda kesulitan membangun kolonialisasi di Pematang Raya, yang saat ini menjadi ibu kota Kabupaten Simalungun. 

“Tujuh kerajaan Simalungun waktu itu. Saat itu, banyak raja-raja yang diserang pihak lain, termasuk saudara sendiri (pemberontak). Dan Rondahaim dipanggil sebagai panglima tentara untuk menyerang kembali pemberontak dan akhirnya mempersatukan kembali kerajaan-kerajaan di Simalungun ini semua. Inilah alasan disebut Napoleon Bonaparte-nya Batak,” kata Sarmedi. 

“Perannya mempersatukan kembali raja-raja Simalungun inilah menyatakan dirinya sebagai bapak pemersatu. Seperti Napoleon yang mempersatukan bangsa-bangsa Eropa,” jelas Sarmedi. 

(alj/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved