TRIBUNWIKI
Aek Sipitu Dai, 7 Pancuran, 7 Rasa, dan 7 Keajaiban di Lereng Pusuk Buhit
Pasogit berujar, sejak lama masyarakat sekitar telah mempercayai keajaiban 7 pancuran mata air Aek Sipitu Dai ini.
Penulis: Arjuna Bakkara | Editor: Ayu Prasandi
Aek Sipitu Dai ini merupakan salah satu peninggalan Guru Tatea Bulan. Secara silsilah, Guru Tatea Bulan sendiri anak pertama Si Raja Batak.
Sebelum menjelaskan satu per satu pancuran berdasarkan fungsi dan peruntukkannya, Pasogit meperlihatkan detail tempat utama sebelum melangkah ke pancuran-pancuran air yang disekat.
Terdapat pohon jabi-jabi/jajabi yang akar-akarnya ditenun angin bergelantungan hingga mengikat kuat ke bebatuan sekitar.
Kata Pasogit pohon jabi-jabi ini memang sengaja dibiarkan tumbuh seiring adanya mata air tersebut. Jabi-jabi juga memiliki filosofis tersendiri dan merupakan pohon yang sakral bagi orang Batak.
Baca juga: Puluhan Makam Hilang di Deliserdang Akibat Tali Air Tergerus
Termasuk pohon yang dianggap baik menahan air.
"Seperti pada nasihatnya, disebut Martantan ma baringin
Marurat jabi - jabi
Mamora ma hita madingin
Tumpahon ni Ompunta Mulajadi berarti pohon beringin berakar jantung
Pohon jabi - jabi berakar serabut
Semua kita kaya dan sentosa
diberkati Tuhan yang Maha Esa,"tutur Pasogit.
Baca juga: PESINETRON CANTIK INI Akhirnya Putuskan Bercerai Setelah Hampir 10 Tahun Berumah Tangga, Ada Apa?

Lalu di areal ini 7 cawan putih berisi jeruk purut diletak di sekitar pohon jabi-jabi tumbuh.
Aek Sipitu Dai yang diceritakan secara turun temurun dari generasi ke generasi hingga ke dirinya, menurut Pasogit air ini bukan hanya memiliki 7 rasa.
Melainkan, memiliki nama masing-masing.