Gunung Sinabung Meletus, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1000 Meter, Berikut Penjelasan Pengamat
Gunung Sinabung di Kabupaten Tanahkaro meletus dan menyemburkan debu vulkanik setinggi 1000 meter dari puncak gunung
Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.com,KABANJAHE-Gunung Sinabung di Kabupaten Karo mengalami peningkatan aktivitas yang cukup signifikan.
Kabar terkini, gunung api tertinggi di Sumatera Utara itu kembali erupsi pada Senin (29/3/2021).
Menurut petugas pengamat Gunung Sinabung Armen Putra, erupsi terjadi sekira pukul 11.14 WIB.
"Untuk hari ini, Sinabung kembali mengalami satu kali letusan atau erupsi, tepatnya pukul 11.14 WIB," ujar Armen.
Baca juga: Kubah Lava Gunung Sinabung Sempat Runtuh Sebagian, Kini Tumbuh Lagi Melebihi Volume Sebelumnya
Armen menjelaskan, pada erupsi kali ini Gunung Sinabung mengembuskan material berupa abu vulkanik.
Dirinya mencatat, secara visual ketinggalan kolom abu saat letusan tadi mencapai 1000 meter dari puncak gunung.
"Untuk kolom abunya, secara visual kita amati setinggi 1000 meter dari puncak gunung," ucapnya.
Armen menyebutkan, kolom abu berwarna kelabu pekat ini terlihat condong mengarah ke arah timur laut dan timur.
Baca juga: Rikardo Sitepu, Korban Erupsi Gunung Sinabung Yang Sukses Jadi Komisioner KPUD Karo
Pada erupsi kali ini, pihaknya juga mencatat getaran yang ditimbulkan dari dalam perut Gunung Sinabung tersebut.
Berdasarkan alat perekam, getaran atau seismogram dengan amplitudo maksimum 18 mm.
"Durasinya kurang lebih selama tiga menit dua detik," kata Armen.
Berdasarkan data yang didapat dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Sinabung, sebelum erupsi siang ini Gunung Sinabung juga mengalami erupsi kemarin malam.
Dari data yang diperoleh, erupsi kemarin malam berlangsung sekira pukul 00.24 WIB.
Pada erupsi malam tadi, ketinggian kolom abu secara visual terlihat setinggi kurang lebih 1000 meter dari puncak gunung.
Baca juga: Waduh, Pria Ini Ngaku Bisa Hentikan Erupsi Gunung Sinabung dan Siap Dipenjara, Gimana Ceritanya Ya
Untuk getaran yang ditimbulkan terekam dari alat pendeteksi getaran atau seismogram dengan amplitudo maksimum 29 mm, dengan durasi kurang lebih selama dua menit 16 detik.
