Jet Tempur KFX Meluncur Pekan Pertama April, Korea Selatan Sebut Menhan Prabowo Bakal Hadir
Saat negosiasi ulang KXF tidak berjalan mulus, Menhan Prabowo sudah melakukan pertemuan dengan Perancis terkait pembelian 36 jet tempur Rafale.
Dirjen Pothan menyambut baik kedatangan Tim Dassault dalam rangka kerja sama akuisisi pesawat tempur multiperan Rafale yang diproduksi oleh Dassault Aviation.
Ia berharap, kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Perancis ini banyak memberi manfaat bagi kedua belah pihak serta dapat memajukan industri pertahanan Indonesia.
Indonesia Hanya Dapat Kepemilikan 15 Persen
Sebelumnya Indonesia merasa dirugikan dalam kerja sama Korean Fighter Xperiment (KFX)/Indonesian Fighter Xperiment (IFX) yang sudah dirintis sejak pemerintahan Presiden SBY.
Indonesia meminta negosiasi ulang dan sudah menarik ratusan insinyur PT Dirgantara Indonesia yang sebelumnya dilibatkan dalam pengerjaan jet tempur generasi 4.5 ini.
Kesepakatan awal proyek ini dipimpin Korea Aerospace Industries (KAI), yang diperkirakan akan membuat 125 jet untuk Korea dan 51 jet untuk Indonesia pada tahun 2026.
KFX dapat terbang dengan kecepatan maksimum yang cepat hingga 1.81 Mach.
Pesawat dengan panjang hampir 17 meter ini dapat dioperasikan dengan satu kru saja.
Sementara itu mengenai persenjataan, pesawat ini mampu membawa 10 misil ledak campuran Air-to-Air dan Air-to-Ground.
Saat ini sebuah prototipe sedang dalam perakitan dan penerbangan perdana untuk pesawat tersebut telah dijadwalkan pada tahun 2022.
Indonesia menanggung biaya 20 persen dari 8.8 triliun won (US $ 7.9 miliar), tetapi telah berhenti melakukan pembayaran setelah menginvestasikan 227.2 miliar won dengan sekitar 600 miliar won terlambat.
Selain itu pihak oposisi Partai Kekuatan Rakyat, Shin Won Shik menyebutkan jika Indonesia hanya membayar 227,2 miliar Won dari 831,6 miliar Won yang dijanjikan tahun ini.
Jumlah itu hanya sekitar 13% dari perjanjian awal.
Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), Sakti Wahyu Trenggono, yang kini menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan, menyebutkan Indonesia tak mendapatkan keuntungan signifikan dari kerja sama KFX/IFX.
"Gini, KFX itu kan pesawat tempur. Kita ngirim engineer ke Korea. Kita mesti spending US$2 miliar, lalu ujungnya kita dapat satu prototipe," ujar Trenggono seperti dikutip dari CNBC Indonesia.
