TRIBUNWIKI
5 Fungsi Ornamen Suku Karo, Ada Yang Dipercaya Dapat Menolak Bala
Ornamen suku Karo tidak jarang ditemui di rumah-rumah warga yang tinggal di Tanah Karo Sumatera Utara
TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Suku Karo setidaknya memiliki 17 ornamen yang kerap digunakan untuk memperindah atau menghias rumah atau suatu gedung.
Namun, selain untuk memperindah ternyata Ornamen suku Karo ini memiliki fungsi dan nilai filosofi tersendiri.
Ornamen suku Karo tidak jarang ditemui di rumah-rumah warga yang tinggal di Tanah Karo Sumatera Utara, selain itu, ornamen juga dapat dilihat di balai pertemuan (jambur), hingga rumah adat.
Berikut 5 ornamen suku Karo yang memiliki gambar yang indah serta makna dan fungsi yang berbeda-beda. Kelima ornamen ini juga yang paling sering digunakan masyarakat Karo.
Baca juga: Pendeta Benyamin Sitepu Mangkir dari Panggilan Polisi Terkait Kasus Cabul Terhadap Siswi SD

1. Tapak Raja Sulaiman
Ornamen ini bisa dibilang yang paling sering dijumpai di rumah adat Karo, ornemen ini bermotif geometris yang membentuk segi empat dan di setiap sisinya membentuk simpul.
Konon nama ornamen ini diambil dari nama seorang raja yang dianggap sakti, dihormati dan ditakuti oleh makhluk – makhluk jahat.
Bahkan dahulu, Ornamen ini dipercaya sebagai pelindung dari hal-hal jahat yang ingin menyerang suatu keluarga baik itu kejahatan yang dapat dilihat maupun yang tidak dapat dilihat
Selain itu, bagi masyarakat Karo, Ornamen Tapak Raja Sulaiman ini juga memiliki makna kekuatan dan kekeluargaan, hingga saat ini ornamen ini kerap menghiasi rumah-ruma warga suku Karo.
Baca juga: Guru Disdik Medan Komplain Disuruh Masuk Kerja Selama Ramadan, Bobby: Apa Guru Jago Kebal Corona
2. Ornamen Pengeret-eret
Ornamen satu ini terbilang memiliki gambar yang unik, pasalnya ornamen pengeret-eret sekilas berbentuk seperti cicak dengan dua kepala ke arah kanan dan kiri.
Pengeret-ret juga memiliki empa kaki yang memiliki arti Sembuyak, Senina, Kalimbubu, dan Anak Beru.
Konon Ornamen ini dipercaya sebagai simbol kekuatan untuk menolak bala, ancaman dari roh jahat terhadap penghuni atau pemilik rumah sehingga kini sering digambar di bagian depan rumah.
Namun sebenarnya, Ornament ini terbuat dari anyaman ijuk dan diikatkan ke bagian dinding depan rumah sebagai pengganti dari paku.
Baca juga: Yuni Shara Trending di Twitter, Pakai Ulos Batak Dikira Pakaian Terbuka, Banjir Hujatan dan Dukungan
3. Ornamen Lukisan Umang
Ornamen ini memiliki bentuk yang indah, Ornamen ini merupakan gambar tumbuhan bunga yang dijagai oleh Umang (mahluk halus) yang dipercaya masyarakat Karo sebagai mahluk yang baik dan kerap menolong orang-orang yang tengah kesusahan.
Bahkan banyak cerita yang beredar di masyarakat Karo kalau Umang adalah sosok mahluk bertubuh kecil yang tinggal di sebuah goa, konon mahluk tersebut kerap membantu warga yang mengalami kesulitan ekonomi seperti gagal panen dan lainnya.
Untuk itu, Ornamen bunga menunjukkan keindahan dan kebaikan, sehingga keindahan itu akan dijaga umang dari segala gangguan yang berusaha untuk merusak bahkan menghancurkan bunga tersebut. Hal inilah yang melatarbelakangi pembuatan ornamen lukisan Umang.
Baca juga: VIRAL Video Pasutri di Tanjungbalai Transaksi Sabu di Sebuah Toko
4. Ornamen Desa Siwaluh
Ornamen ini memiliki bentuk geometris, sekilas berbentuk seperti bintang namun memiliki delapan bagian yang berfungsi sebagai penunjuk arah mata angin.
Bagi masyarakat Karo, ornament ini berfungsi untuk menentukan arah yang baik dan buruk bagi masyarakat Karo yang ingin melakukan suatu acara adat.
Dahulu, Ornamen ini terdapat pada dinding bagian bawah rumah adat Karo. Adapun Kedelapan penjuru mata angin tersebut Yakni Purba : Timur, Aguni : Tenggara, Daksina : Selatan, Nariti : Barat Daya, Pustima : Barat, Mangabiya: Barat Laut, Utara : Utara, Irisen : Timur Laut.
Baca juga: UPDATE Format 2 Leg Semifinal Tanpa Gol Tandang,Ini Skenario Tim yang Melaju ke Final Piala Menpora
5. Ornamen Bindu Matagah
Bentuk ornamen ini berupa garis yang menyilang diagonal dan membentuk persegi yang melambangkan Pesilah Simehuli atau dalam Bahasa Indonesia yang artinya menyingkirkan yang tidak baik, dengan maksud agar si tuan rumah pada Rumah Adat tidak mudah digoyahkan oleh kekuatan jahat.
Gambar garis yang saling menyatu itu konon juga dipercaya agar masyarakat terhindar dari binatang buas, sehingga selalu terjaga keselamannya.
Konon, Bindu Matagah juga adalah simbol dari istri Raja Sulaiman yang ada hubungannya dengan kekuatan batin, sehingga Ornamen Karo yang satu ini memang selalu berdekatan dengan Tapak Raja Sulaiman pada dinding rumah adat.
(cr21/tribun-medan.com)