Derita Peternak di Tengah Kenaikan Harga Pakan, Minta Pemerintah Buka Kran Impor Jagung

Harga telur ayam di kalangan pengecer naik hingga 20 persen. Ini akibat kenaikan harga pakan di kalangan peternak

Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN/HO
Dokumentasi Ketua P3SU, Fadhillah saat memantau kondisi ayam di peternakan beberapa waktu lalu.(HO) 

TRIBUN MEDAN.com,MEDAN--Ketua Asosiasi Perhimpunan Peternak Petelur Sumatera Utara (P3SU), Fadhillah Boy mengatakan kalangan peternak telur saat ini benar-benar bingung.

Pasalnya, harga pakan ternak naik dua kali lipat.

Sementara di pasaran, harga jual ke pengecer terbilang rendah.

Kalau peternak menaikkan harga, mereka khawatir para pengecer enggan membeli telur.

Baca juga: Bercinta di Dekat Peternakan, Momen Intim Pasutri Ini Berubah Menakutkan Akibat Diintip Sapi

"Harga baku pakan jagung saat ini sangat tinggi di harga Rp 6000. Padahal kemarin itu masih Rp 3000 per kg,"

"Itu jadi masalah, makanya para peternak ini lagi kalang kabut semua karena produksi melambung tinggi, sedangkan harga telur begitu-begitu saja," ungkap Fadhillah, Minggu (18/4/2021).

Adapun harga jual telur saat ini dikalangan peternak telur berkisar Rp 1100 bahkan ada yang berada di bawah harga tersebut.

"Harga bisa dibilang masih murah di angka Rp 1100-an. Itupun enggak semua jual segitu, bahkan ada yang di bawah itu,"

"Kalau mereka enggak bisa jual tinggi, yang penting laku daripada busuk telur. Kalau stok kita sejauh ini masih aman-aman saja, tapi harga ini yang tidak bisa terlalu tinggi masih sangat murah saya bilang," ujarnya.

Baca juga: Kenaikan Harga dan Kelangkaan Kacang Kedelai akan Berimbas pada Peternak

Dikatakan Fadhillah, ia memprediksi bahwa konsumsi telur saat Ramadan ini tidak akan mengalami pergerakan fluktuatif.

"Dari pergerakan tahun ini masih normal saja. Daya beli juga gak terlalu tinggi, biasa-biasa saja. Seharusnya kalau di tahun sebelumnya daya beli sudah bergerak naik untuk saat Ramadan. Stok telur teman-teman masih stabil saja," tambahnya.

Terkait melambungnya harga bahan pakan jagung, Fadhillah menuturkan selain harga mahal, kini stok barang jagung untuk kebutuhan pangan ayam juga mulai sulit didapat. 

Baca juga: Peternakannya Ketinggalan Zaman, Kim Jong Un Suruh Makan Kura-kura saat Warganya Kekurangan Pangan

"Kalau kondisi seperti ini, pemerintah harusnya melihat jangan hanya dari sisi petani, tapi juga pengusaha. Okelah sisi petani ada kesejahteraan, gak ada masalah tapi barangnya cukup. Inikan barangnya tidak bisa mencukupi untuk mengcover kebutuhan peternak," kata Fadhillah.

Tentunya, Fadhillah mengatakan sejak tahun 2017 dilarang adanya menggunakan pakan jagung impor untuk ayam, mempengaruhi produksi para peternak.

Baca juga: Asosiasi Peternak Babi Perkirakan Harga Babi Hidup Bisa Capai Rp 70 Ribu per Kilogram 

"Kalau dulu ada jagung impor yang ditujukan untuk pabrik ternak yang besar. Kalau sekarang tidak lagi dikasih sama pemerintah pusat, makanya kita ini kewalahan untuk pakan ternak. HPP ini jelas terganggu sementara harga telur masih segini," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved