Diservis 9 Tahun Lalu, Mendadak Korea Bikin Pernyataan Atas Tenggelamnya KRI-402: Latihan Paksa!
Namun, terlepas dari hal tersebut, media Hankook Ilbo mengungkapkan hal yang mengejutkan terkait KRI Nanggala-402.
Penulis: Azis Husein Hasibuan | Editor: Azis Husein Hasibuan
TRIBUN-MEDAN.com - Kasus tenggelamnya KRI Nanggala-402 ternyata menyita perhatian publik di dunia. Salah satunya Korea Selatan.
Memang diakui, Korea Selatan pernah menjadi 'bengkel' KRI-402. Itu setidaknya 9 tahun silam.
KRI-402 mendapat perawatan dari mekanik-mekanik di negeri ginseng tersebut.
Tapi, setelah itu mereka tak pernah terlihat soal servis KRI Nanggala-402.
Diketahui, KRI Nanggala 402 ditanyatakan tenggelam dan badan kapal terbelah menjadi 3 bagian.
KRI Nanggala 402 dinyatakan subsunk (tenggelam) di perairan utara Bali pada kedalaman 838 meter.
Seluruh awak kapal yang berjumlah 53 orang dinyatakan gugur.
Pernah turun langsung saat perawatan KRI Nanggala-402, akhirnya Korea Selatan buka suara.
Baca juga: Tekad Mulia Betrand Peto Mau Biayai Adik Tiri hingga Sukses agar Tak Mengalami Seperti Masa Kecilnya
Baca juga: Lelaki yang Lecehkan Istri Korban KRI Nanggala 402 Minta Ampun Kena Cambuk Setelah Ditangkap
Baca juga: TERNYATA Banyak Warga Sergai Tidak Tahu Program Pemutihan Pajak PBB-P2
Sementara itu, dikabarkan kapal selam nuklir milik Prancis dikabarkan diam-diam masuk ke perairan Indonesia.
Disebut, kapal selam tersebut telah muncul ke permukaan sebelum bergerak melalui Selat Sunda antara Jawa dan Sumatera.
Pertama, kita membahas lebih dahulu soal pernyataan Korea Selatan atas tenggelamnya KRI 402.
Awalnya, negara-negara seperti Malaysia dan Korea Selatan telah menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.
Namun, terlepas dari hal tersebut, media Hankook Ilbo mengungkapkan hal yang mengejutkan terkait KRI Nanggala-402.
“Kapal selam Angkatan Laut Indonesia buatan Jerman yang hilang setelah membawa 53 orang itu ternyata menjalani latihan paksa,” tulisnya, dikutip Tribun-Medan.com dari Serambinews.com, Senin (26/4/2021).
Koresponden Chanyu Go yang melaporkan dari Jakarta itu menuliskan, sulit untuk meyakinkan bahwa kapal selam tua, yang memiliki umur panjang dan belum dirawat dengan baik, telah dimobilisasi untuk latihan peluncuran torpedo.