Tsunami Covid di India
Berkat Wanita Desanya Bebas Virus, Ini Kesalahan Fatal India Sehingga Babak Belur Digebuk Covid-19
Di balik itu semua, akhirnya terbongkar kesalahan fatal yang dilakukan India, sehingga Tanah Hidustan tersebut babak belur digebuk Covid-19.
Penulis: Azis Husein Hasibuan | Editor: Azis Husein Hasibuan
Puluhan ribu petani melanjutkan kampanye mereka untuk melakukan protes di dekat ibu kota New Delhi untuk memprotes perubahan kebijakan pertanian.
Negara terpadat di dunia itu, sekarang sedang berjuang untuk mengatasi gelombang kedua epidemi yang lebih parah daripada yang pertama tahun lalu.
Gelombang ini dipercepat dengan munculnya strain baru dan yang sebelumnya ditemukan di Inggris, kata para ilmuwan.
Jumlah kasus baru di India telah mencapai hampir 400.000 kasus per hari, terus menerus selama seminggu terakhir dan telah mencetak rekor global seperti dilansir Tribun-Medan.com dari Intisari Online, Selasa (5/4/2021).
Wabah kasus ini menjadi krisis terbesar di India sejak Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa pada 2014.
Para ahli mengatakan bagaimana menangani wabah ini akan mempengaruhi masa depan utama.
Perdana Menteri Modi dan partainya, saat pemilihan umum berikutnya akan berlangsung pada 2024 Pemilihan kepala daerah terbaru diselesaikan sebelum wabah merebak.
Peringatan tentang jenis virus baru dari awal Maret dikirim oleh INSACOG kepada seorang pejabat senior India untuk dilaporkan ke Perdana Menteri, seorang ilmuwan mengatakan kepada Reuters.
Ilmuwan anonim ini mengepalai pusat penelitian di India utara. Tidak jelas apakah rekomendasi INSACOG sudah diteruskan ke Modi.
INSACOG adalah forum penasihat ilmiah yang dibentuk pemerintah India pada akhir Desember untuk mendeteksi jenis baru yang mengancam kesehatan masyarakat.
Baca juga: Ancaman Eks Danjen Kopassus ke KKB Jika tak Balik ke NKRI, Sosok I Nyoman Bukan Orang Sembarangan

INSACOG menyatukan 10 laboratorium di seluruh negeri yang mampu mempelajari strain virus.
Para ilmuwan di INSACOG telah mendeteksi strain ganda B.1.617 sejak Februari, kata Ajay Parida, direktur Institute of Life Sciences dan anggota INSACOG, kepada Reuters.
INSACOG berbagi penelitiannya dengan Pusat Pengendalian Penyakit Nasional di bawah Kementerian Kesehatan India sebelum 10 Maret.
Memperingatkan bahwa jenis baru akan menyebar dengan cepat di banyak bagian negara itu.
Kesimpulan ini diteruskan ke Kementerian Kesehatan India, direktur lembaga penelitian di India utara mengatakan kepada Reuters.