Penemuan Harta Karun Artefak Perang Dunia I hingga Naskah Kuno Alkitab di Gua Horor di Gurun Yudea
Selain Penemuan Artefak-artefak Perang Dunia I Ini, Penemuan Peneliti Lainnya yang Sempat Menarik Perhatian Dunia, saat Naskah Kuno Alkitab
Dulu, di zaman kuno, gua ini tampaknya hanya bisa diakses dengan menggunakan tangga tali.
Fragmen naskah kuno Alkitab dan mumi anak perempuan dari Gua Horor ini ditemukan bersamaan dengan penemuan benda-benda kuno lainnya, termasuk keranjang anyaman berusia 10.500 tahun dan dianggap sebagai keranjang anyaman tertua di dunia yang pernah ditemukan.

Keranjang anyaman tertua di dunia ditemukan di Israel. (YANIV BERMAN/IAA)
Upaya penggalian arkeologi ini merupakan bagian dari penyelaman benda-benda kuno yang diluncurkan pemerintah Israel sejak Oktober 2017.
Upaya ini dilakukan menyusul adanya laporan penjarahan benda-benda kuno di Israel oleh para penjarah.
Sejak akhir 2017 itu hingga sekarang, tim arkeolog dari IAA setidaknya telah mensurvei sekitar 600 gua di bentangan tebing gurun sepanjang 45 mil di wilayah yang mencakup Israel dan Area C Tepi Barat.
Dalam banyak kasus, para arkeolog harus turun ratusan kaki ke bawah tebing terjal dan menggali tumpukan kotoran burung dan kelelawar gua untuk mengungkap artefak-artefa yang mungkin menjadi target para penjarah.
“Selama bertahun-tahun, kami mengejar para penjarah barang antik. Kami akhirnya memutuskan untuk mendahului para pencuri itu sebelum [artefak-artefak lain] disingkirkan dari tanah dan gua kami," kata Amir Ganor, kepala unit pencegahan pencurian IAA, dalam video yang dirilis bersama pengumuman pers.

Gua Horor di Gurun Yudea Israel. (EITAN KLEIN, ISRAEL ANTIQUITIES AUTHORITY)
Tujuan akhir dari proyek ini adalah untuk membuat katalog keseluruhan gua yang menutupi tebing gurun Yudea dan mendokumentasikan gua mana yang berisi benda-benda arkeologi.
Selain akan menguntungkan semua arkeolog yang bekerja di wilayah tersebut, upaya ini juga akan memungkinkan unit pencegahan pencurian IAA untuk membidik situs-situs yang mungkin sangat rentan terhadap penjarahan.
“Kami tahu persis di mana ada kesempatan untuk menemukan [artefak-artefak], dan di mana para penjarah bisa menggali tapi tidak akan menemukan apapun. Jadi itu sangat membantu kami,” kata Eitan Klein, wakil direktur unit pencegahan pencurian IAA.
Ia mencatat bahwa lebih dari 50 persen gua yang didokumentasikan sejauh ini tidak mengandung benda-benda arkeologi apa pun.
(*)
Baca juga: Pemkab Langkat Terima Hibah Peninggalan Budaya Langkat dari Balai Arkeologi Sumut
• Arkeolog Temukan Peninggalan Istana Menghadap Yerusalem, Dekorasi Batu dalam Bentuk Dua Bintang Daud