News Video
Awalnya Garang, Begini Nasib Mata Elang Hendrik Liatongu yang tak Hargai TNI Serda Nurhadi
Koordinator mata elang alias debt collector yang menghakimi Babinsa TNI AD Serda Nurhadi, Hendrik Liatongu, meminta maaf.
TRIBUN-MEDAN.COM - Koordinator mata elang alias debt collector yang menghakimi Babinsa TNI AD Serda Nurhadi, Hendrik Liatongu, meminta maaf.
Ia mengaku menyalahi aturan dalam penarikan leasing yang terjadi di Jakarta Utara pada 6 Mei 2021.
"Saya yang ditugaskan sebagai eksekutor untuk mengeksekusi mobil tersebut dan pada saat kejadian itu saya dan rekan-rekan sebesar-besarnya meminta maaf kepada, terutama TNI Angkatan Darat dan Bapak Babinsa Pak Nurhadi, saya minta maaf yang sebesar-besarnya, Pak, atas yang kemarin kita lakukan," kata Hendrik Liatongu pada Senin, 10 Mei 2021.
Hendrik mengaku menyesal dan akan bertanggung jawab atas apa tindakan ia dan kawan-kawannya.
"Saya menyesal dengan apa yang saya lakukan kemarin, sekali lagi saya minta maaf dan akan bertanggung jawab dengan apa yang kami sudah perbuat dengan hukum yang berlaku," ujarnya.
Sebelumnya terjadi pengepungan seorang anggota TNI AD bernama Serda Nurhadi yang tengah membantu masyarakat oleh 11 debt collector.
Baca juga: Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman Buka Suara setelah Anggotanya tak Dihargai Mata Elang
Pangdam Kesal
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman kesal karena Mata Elang atau debt collector tidak menghargai TNI.
Ia pun menegaskan kalau TNI tidak boleh takut kepada siapapun.
"Ada masyarakat yang kesulitan, kamu (TNI) harus hadir di tengah-tengah mereka," ucap Mayjen TNI Dudung Abdurachman.
"Jangan takut pada siapapun kalau kebenaran kamu tegakan," sambungnya.
Tonton video:
Ucapan ini berkaitan dengan kasus Serda Nurhadi yang mendapat tindakan tak pantas dari para debt collector.
Tak hanya itu, Mayjen TNI Dudung Abdurachman juga sudah berkoordinasi dengan Kapolda Metro Jaya untuk menumpas aksi premanisme berkedok penagih utang.
"Saya sudah koordinasi dengan Kapolda bahwa perilaku-perilaku debt collector ini akan kita hentikan. Tidak ada karena kekuasaan tertentu, memanfaatkan pihak-pihak tertentu, sehingga menggunakan premanisme, termasuk premanisme yang lain seperti geng motor dan sebagainya, rencana kita akan tumpas," ujar Pangdam Jaya saat jumpa pers di Markas Kodam Jaya, Jakarta, Senin (10/5/2021).