Pembunuhan Guru SD di Toba
Polisi Dalami Pembunuhan Sadis Guru SD Martha Butarbutar, Ditemukan 24 Luka Tikaman
Penyidik kepolisian mengintensifkan penyelidikan kasus pembunuhan sadis guru Sekolah Dasar (SD) Martha Elisabeth Butarbutar di Kabupaten Toba.
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Juang Naibaho
TRIBUN-MEDAN.com, BALIGE - Penyidik kepolisian mengintensifkan penyelidikan kasus pembunuhan sadis guru Sekolah Dasar (SD) Martha Elisabeth Butarbutar di Desa Lumban Lobu, Kecamatan Bonatualunasi, Kabupaten Toba.
Korban Martha Butarbutar ditemukan dalam keadaan mengenaskan di rumahnya pada Senin (24/5/2021) kemarin.
Kasubbag Humas Polres Toba Iptu Bungaran Samosir menjelaskan, hingga kini pihaknya masih mengumpulkan data-data dari lapangan.
BACA: Pembantaian Guru SD di Toba
"Kasusnya masih dalam penyelidikan dan pengembangan. Untuk selanjutnya, personel Satreskrim akan mendalami kasus dan melakukan pengumpulan data dan informasi di Tempat Kejadian Perkara (TKP)," ujar Iptu Bungaran Samosir, Selasa (25/5/2021).
Terkait kabar CCTV yang berada di lokasi, pihak kepolisian menyatakan telah memastikan bahwa ternyata hanya sebuah saklar listrik.
"Soal CCTV tersebut enggak ada. Yang itu saklar, pengatur lampu hidup dan mati pakai cahaya sinar," terangnya.
Baca juga: Fakta-fakta Pembunuhan Sadis Guru SD di Toba, Dikenal Pendiam dan Alami 24 Tusukan
Kasus kematian tragis Martha Butarbutar ini sempat menghebohkan warga Desa Lumban Lobu. Kasat Reskrim Polres Toba AKP Nelson Sipahutar terjun langsung ke TKP untuk mengusut kasus pembunuhan tersebut.
Kepolisian juga telah membawa jasad korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Porsea untuk visum. Selanjutnya jasad korban dibawa ke Rumah Sakit Djasamen Saragih di Pematangsiantar untuk diautopsi.
Berdasarkan hasil visum dan autopsi, ada 24 luka tusukan yang dialami korban.
"Kita masih melakukan proses penyelidikan, dan kami sudah melakukan olah TKP. Dan juga mencari saksi-saksi yang mengetahui dan kami akan langsung melakukan penyidikan dan penangkapan pelaku," tutur AKP Nelson Sipahutar.
Hasil sementara penelusuran kepolisian, ditemukan dugaan jejak kaki pelaku di sekitar areal rumah korban. "Di sekitar rumah ini juga, kita temukan ada jejak para pelaku dari keterangan saksi-saksi yang ada di sekitar rumah korban ini," sambungnya.
Baca juga: Pembunuhan Sadis Guru SD Marta Butarbutar dengan Luka 24 Liang, Ini Kesaksian Kepala Dusun
Menurut keterangan Regen Sitorus, warga yang ada di lokasi kejadian, jenazah Martha Butarbutar pertama kali ditemukan oleh kerabatnya.
Pada Senin (24/5/2021) pagi kemarin, kerabat korban yang tinggal di kilang padi, persisnya beberapa meter dari rumah korban, melihat pintu rumah yang ditinggali Martha Butarbutar dalam keadaan terbuka.
Karena tak biasanya, kerabat korban kemudian menyuruh anaknya untuk pergi melihat kondisi Martha Butarbutar.
Sesampainya di rumah korban, anak kerabatnya itu menemukan korban dalam kondisi telentang bersimbah darah di ruang tengah.
Saat ditemukan, kedua kaki dan tangan korban dalam posisi terbuka lebar. Bahkan, pakaian korban tersingkap lebar, hingga menampakkan pakaian dalam yang digunakan korban.
Karena melihat korban bersimbah darah, saksi kemudian berlari memanggil ayahnya. Saat itu juga kerabat korban datang dan mengabari warga.
Kasat Reskrim Polres Toba AKP Nelson Sipahutar mengatakan, pihaknya sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Di lokasi kejadian, petugas menemukan jejak kaki yang diduga milik pelaku. Jejak kaki itu ada di dalam rumah yang dihuni Martha Elisabeth Butarbutar.
Selain di dalam rumah, ada juga jejak kaki di areal perswahan. Kebetulan, rumah yang dihuni Martha Butarbutar ini ada di antara persawahan. "Kami masih melakukan pemeriksaan dan memintai keterangan saksi-saksi," kata Nelson.
Baca juga: Kadisdik Toba Desak Polisi Tangkap dan Tindak Tegas Pembunuh Guru SD
Dia mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara, ditemukan puluhan luka tikam di tubuh korban. Ada 24 luka tikam yang cukup serius pada area vital.
Menurut Kasubbag Humas Polres Toba Iptu Bungaran Samosir, ke-24 luka tikam itu berada di areal kepala hingga tubuh.
Adapun rinciannya 5 luka tusuk di bagian perut, 2 di bagian payudara, 1 di bagian ketiak, 1 lengan kiri, 1 di persendian lengan bahu, 1 di bagian sayap punggung.
Kemudian, 2 luka tikam pada lengan kiri luar, 1 pada pergelangan tangan kiri, 1 punggung kiri, 1 punggung tengah, 1 punggung tengah bawah, 1 bagian leher belakang.
Lalu, 1 luka tikam pada bagian rahang kiri, 2 di bagian pipih cekat daun telinga, 1 di bagian atas telinga kiri, 1 di bagian kepala pada dahi kiri, dan 1 di bagian pergelangan tangan kanan.
"Untuk dugaan rudapaksa dalam kejadian ini, kami masih menunggu hasil laboratorium rumah sakit di Siantar," kata Bungaran.
Dikenal Pendiam
Nanni boru Sitorus, Kepala Dusun I, Desa Lumban Lobu, mengatakan, Martha Elisabeth Butarbutar selama ini mengajar di SD Negeri 173599 Lumban Lobu.
Martha Elisabeth Butarbutar dikenal sebagai sosok yang pendiam dan tak banyak bicara. "Korban ini sebenarnya orangnya ramah. Cuma dia agak sedikit pendiam," kata Nanni.
Dia mengatakan, dirinya pun kaget ketika mendapat kabar Martha Elisabeth Butarbutar tewas dibunuh. Selama ini, Martha Elisabeth Butarbutar dikenal tidak punya musuh dan tak punya masalah di kampung.
"Saya tahu peristiwanya pukul 09.30 WIB. Orang langsung banyak yang datang ke sini berbondong-bondong," kata Nanni. Dia pun berharap, polisi bisa mengungkap dan menangkap pelaku pembunuh Martha Elisabeth Butarbutar.
Anak Pensiuan Polisi
Sardin Sitorus, warga yang juga masih punya hubungan kekerabatan dengan Martha Elisabeth Butarbutar mengatakan, korban adalah anak seorang pensiunan polisi. Orangtua Martha Elisabeth Butarbutar kini sedang sakit-sakitan dan tinggal di Kota Medan.
"Orangtuanya kalau enggak salah sudah pensiun dan sekarang sedang sakit," kata Sardin.
Dia mengatakan, rumah yang ditempati Martha Elisabeth Butarbutar adalah milik keluarga korban. Namun begitu, Martha Elisabeth Butarbutar diketahui tengah membangun rumah.
"Sejak dua bulan lalu lah pembangunan rumahnya dimulai," kata Sardin.
Adapun rumah baru itu, masih berada di Dusun I, Desa Lumban Lobu, Kecamatan Bonatulunasi. Sardin pun berharap agar pembunuh Martha Elisabeth Butarbutar bisa ditangkap dan ditindak tegas karena terlalu sadis.
(cr3/tribun-medan.com)