Penganiayaan Anak

TERKUAK Motif Ayah Aniaya Putrinya, Ternyata Sang Buah Hati Dianggap Aib oleh Ibunya Sendiri

Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, korban yakni K ternyata merupakan anak hasil nikah siri ayahnya dengan istri kedua.

Kolase (TribunJakarta/Jaisy Rahman Tohir) dan (YouTube Tribun Timur)
WH (kiri), pelaku penganiayaan anak kandungnya (kanan) di Mapolres Tangsel, Jalan Raya Promoter, Serpong, Kamis (20/5/2021). Korban berinisial K (5) ternyata dianggap menjadi aib oleh keluarganya sendiri. (Kolase (TribunJakarta/Jaisy Rahman Tohir) dan (YouTube Tribun Timur)) 

Pada segmen sebelumnya, berdasarkan pengakuan polisi yang mendampingi korban, korban justru berkali-kali menyatakan rindu dengan ayahnya alias pelaku.

Hal tersebut disampaikan oleh Panit PPA Polres Tangsel Ipda Tita Puspita selaku aparat polisi yang mendampingi korban.

Ipda Tita bercerita, pasca korban dievakuasi, korban yakni K mengaku ingin segera bertemu ayahnya alias pelaku.

"Saya tanya, kamu enggak ngantuk dek? Enggak tante aku masih mau nunggu papa," kata Ipda Tita mengutip percakapannya dengan korban, disiarkan di akun Instagram @poldametrojaya, Senin (24/5/2021).

"Kalau aku di sini nanti papa nyariin aku gimana tante," lanjut Ipda Tita menirukan omongan korban pada saat itu.

Karena tak kunjung bertemu dengan ayahnya hingga larut malam, korban saat itu berinisiatif meminta agar polwan yang mendampinginya membacakan cerita agar bisa tidur.

"Dia sendiri yang bilang kayak gitu," kata Ipda Tita.

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, korban sejak kecil sudah tinggal bersama ayahnya, sedangkan ibunya bekerja di Malaysia.

Ipda Tita mengatakan, selama mendampingi K, yang bersangkutan selalu menyinggung ayahnya.

"Selama 24 jam terakhir K bersama saya, kata yang sering ia sebut itu papanya," kata Ipda Tita.

Saat perjalanan dari TKP ke kantor polisi, korban bahkan berharap bisa bertemu dengan ayahnya sehingga menolak untuk tidur di mobil.

"Dia bilang 'enggak tante siapa tahu nanti K lihat papa di jalan'" kata Ipda Tita menceritakan obrolannya dengan korban saat itu.

Menurut keterangan dari tetangga sekitar pelaku dan penyidik polisi, pelaku ternyata memiliki kepribadian yang baik.

"Bahwa memang tersangka itu baik kepribadiannya sehari-hari namun dia salah karena melakukan tindakan seperti itu kepada anaknya sendiri," tegas Ipda Tita.

"Jika memang ada masalah jangan melibatkan anak," sambungnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved