Mengenang Pendeta PWT Simanjuntak, Ephorus HKBP di Masa Perpecahan, Mantan Anggota DPR-GR/MPRS
Kabar duka kembali berembus dari gereja Protestan terbesar di Indonesia, Huria Kristen Batak Protestan (HKBP).
Konflik internal HKBP itu diwarnai bentrokan hebat hingga pertumpahan darah.
Jemaat yang mengakui kepemimpinan PWT Simanjuntak konon menguasai gedung gereja HKBP.
Sementara pendukung SAE Nababan akhirnya mengadakan kebaktian terpisah dengan mendirikan tenda-tenda.
Meski begitu, jumlah jemaat pendukung SAE Nababan tak kalah banyak.
Saat itu, muncul dua istilah untuk membedakan jemaat HKBP. Loyalis SAE Nababan disebut SSA atau Setia Sampai Akhir.
Sedangkan jemaat pendukung PWT Simanjuntak dikenal dengan istilah SAI Tiara, yang merujuk kepengurusan HKBP hasil Sinode Agung Istimewa di Hotel Tiara.
Baca juga: KABAR DUKA, Dalam Waktu Berdekatan HKBP Kehilangan Dua Tokoh, Pdt PWT Simanjuntak Meninggal Dunia
Disadur dari buku tulisan Bungaran Antonius Simanjuntak dalam judul 'Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba' Terbitan Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2009, dijelaskan bagaimana konflik perebutan kekuasaan di HKBP terjadi pada era SAE Nababan.
"Terdapat preseden bahwa jabatan sekretaris jenderal (sekjen) merupakan jalur strategis untuk mencapai jabatan puncak Ephorus setelah keberhasilan mantan sekjen Ds T Sihombing dan Ds GHM Siahaan. Karena itu Ds PM Sihombing sebagai sekjen mempersiapkan diri dengan membina para pendeta. Di luar gereja pusat dan daerah,” demikian ditulis Bungaran.
Untuk memenangkan pemilihan ephorus, terjadi negosiasi rahasia tiga tokoh di Hotel Polonia Medan awal 1987 antara Ds PM Sihombing, Rajagukguk SH, dan SAE Nababan.
Diputuskan bahwa Sihombing jadi Ephorus di HKBP, SAE Nababan ketua PGI (Persatuan Gereja-Gereja Indonesia).
Ternyata SAE Nababan turut dicalonkan dalam pemilihan Ephorus HKBP tahun 1987 dan menang.
Alhasil, Sihombing menuduh Nababan mengkhianati kesepakatan di Hotel Polonia dan melakukan perlawanan melalui kelompok par-retreat.
Pergolakan semakin besar setelah mahasiswa dan dosen simpatisan par-retreat di Universitas HKBP Nommensen melakukan unjuk rasa dan menuntut SAE Nababan turun dari jabatan Ephorus.
Baca juga: Video Ini Viral, Diduga Tabung Oksigen Kosong Sebabkan Pasien Meninggal, Ini Kata Pihak RS Pirngadi
Berbagai kelompok formal dan informal turut mencampuri konflik internal HKBP, antara lain Tim Damai di bawah pimpinan Jenderal (Purn) Maraden Panggabean (Ketua DPA waktu itu), perusahaan PT Inti Indo Rayon yang mendukung mantan sekjen PM Sihombing.
Berbagai forum yang tumbuh dari kalangan warga dan sintua, serta pemerintah melalui Gubernur dan ketua Bakorstanasda/Panglima Kodam I Bukit Barisan.