Pantas Markas Persembunyian Hamas Bobol Terus, Rupanya Warga Gaza Ini Jadi Pengkhianat Palestina

Hal ini terungkap berawal dari kecurigaan milisi Hamas Palestina, bagaimana militer Israel bisa mengetahui tempat persembunyian para pejuang Palestina

jpost
Ilustrasi - Pantas Markas Persembunyian Hamas Bobol Terus, Rupanya Warga Gaza Ini Jadi Pengkhianat Palestina 

TRIBUN-MEDAN.com - Perang yang terjadi antara pasukan Hamas dan militer Israel di Gaza akhirnya mengungkap fakta baru.

Puluhan warga Gaza diketahui telah menjadi mata-mata Israel.

Hal ini terungkap berawal dari kecurigaan milisi Hamas Palestina, bagaimana militer Israel bisa mengetahui tempat persembunyian para pejuang Palestina.

Baca juga: AKHIRNYA Pemimpin Hamas Beber Jumlah Anggotanya Tewas dalam Perang 11 Hari Lawan Israel

Pertanyaan ini perlahan terjawab setelah ditangkapnya 43 warga Gaza yang menjadi pengkhianat dengan menjadi mata-mata Israel.

Situs Arabic Post mengungkapkan pada 18 Mei 2021 saat Jalur Gaza dibombardir militer Israel, bahwa Unit Keamanan dan Perlindungan yang berafiliasi dengan Hamas di Gaza meretas komputer intelijen Israel dan mendapatkan nama puluhan orang menjadi agen mata-mata untuk Israel.

Unit itu kemudian menangkap 43 orang di Gaza atas tuduhan mata-mata untuk Israel.

Baca juga: Kisah Razon, Tentara Israel tak Tenang Didatangi 40 Korban Palestina yang Dihabisinya

Serangan Jet Tempur Israel di Jalur Gaza.
Serangan Jet Tempur Israel di Jalur Gaza. (istimewa)

Situs berita Shehab Agency yang berafiliasi dengan Hamas melaporkan sehari sebelumnya bahwa sejumlah informan menyerahkan diri ke unit tersebut.

Sementara itu di Jalur Gaza, telah beredar laporan tentang dimulainya persidangan terhadap para kolaborator di pengadilan lapangan militer yang berafiliasi dengan Komisi Keadilan Militer Palestina dan didirikan sesuai dengan Undang-Undang Pidana Revolusioner PLO 1979.

Pasal 133 undang-undang tersebut menetapkan bahwa setiap warga Palestina yang bersekongkol dengan negara asing atau menghubunginya untuk menghasut agresi terhadap negara atau menyediakan sarana untuk agresi tersebut dihukum dengan kerja paksa.

Baca juga: Tanpa Pacaran, Musisi Ini Mengaku Cinta Pertamanya Ariel NOAH: Yes Inisialnya Boril

Baca juga: Tetap Cantik Meski Jarang Mandi, Menohok Alasan Anya Geraldine Tolak Cinta Bupati

Pasal tersebut menetapkan bahwa tindakan tersebut dapat dihukum dengan eksekusi (hukuman mati) jika memiliki akibat.

"Setiap warga Palestina yang bersekongkol dengan musuh atau menghubunginya untuk berkolaborasi dengannya dengan cara apa pun untuk mencapai kemenangan atas negara (musuh) akan dihukum dengan eksekusi," bunyi pasal tersebut.

Media Timur Tengah Al-Monitor dalam laporannya pada Jumat, 28 Mei 2021 mencoba mendapatkan komentar dari departemen media Brigade Izzuddin al-Qassam—sayap militer Hamas tentang persidangan di pengadilan lapangan militer di Gaza, namun tidak berhasil.

Media itu juga mengaku menghubungi beberapa organisasi hak asasi manusia saat serangan Israel berlangsung.

Namun beberapa organisasi itu memilih menolak mengomentari masalah tersebut karena sensitivitasnya, terutama pada saat Gaza berada di bawah pemboman Israel.

Sebuah sumber informasi yang terkait dengan kelompok perlawanan Palestina mengkonfirmasi kepada Al-Monitordengan syarat anonimitas bahwa tidak ada keputusan resmi yang dikeluarkan untuk mengadili para kolaborator tersebut sebelum pengadilan lapangan militer digelar.

Sumber itu juga menyangkal laporan tentang dimulainya persidangan.

Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata pada 20 Mei, mengakhiri perang berdarah 11 hari yang menewaskan lebih dari 230 warga Palestina dan 12 warga Israel.

Pemimpin Hamas Diancam Dibunuh

Pemimpin Biro Politik Hamas di Gaza, Yahya Sinwar menegaskan tak takut dengan ancaman pembunuhan dari Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz.

Hal itu berkaitan dengan ancaman Gantz akan menghabisi pihak yang bertanggung jawab atas bahaya yang mengancam Israel, khususnya oleh Hamas.

Foto pemakaman Saber Suleiman, warga Gaza yang meninggal karena serangan Israel.
Foto pemakaman Saber Suleiman, warga Gaza yang meninggal karena serangan Israel. (Al Jazeera/Hosam Salem)

Sinwar mengatakannya ketika ditanya oleh wartawan apakah dirinya takut dengan ancaman Gantz.

“Saya tak memedulikannya, karena mereka tak akan mampu melakukannya,” ujar Sinwar, Kamis (27/5/2021) dikutip dari Middle East Monitor.

“Saya berbicara dengan Anda secara langsung dan akan pergi setelah 20 menit, pulang ke rumah dengan berjalan kaki dan meminta pengawal saya untuk menjauh. Biarkan saja Gantz memenuhi janjinya jika ia bisa,” lanjut Sinwar.

Sinwar sendiri kemudian pulang dengan berjalan kaki setelah wawancara tersebut.

(*/ Tribun-Medan.com)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul 40 Orang Lebih Warga Gaza Ketahuan Jadi Pengkhianat, Jadi Mata-mata Israel.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved