Tutup PT TPL

Togu Simorangkir CS Jalan Kaki Ke Jakarta, Minta Presiden Jokowi Tutup PT TPL

Aktivis ini pengin bertemu Presiden Jokowi untuk meminta PT TPL yang dianggap sudah meresahkan masyarakat supaya ditutup.

Penulis: Maurits Pardosi |
HO / Tribun Medan
Togu Simorangkir, Anita Hutagalung dan Irwandi Sirait 

Diperkirakan, perjalanan menuju Jakarta berlangsung selama 50 hari. Dalam 50 hari tersebut, mereka akan berjalan kaki sejauh 40 kilometer per hari.

Meski berstatus sebagai penyandang disabilitas, Irwandi Sirait merasa dirinya harus ikut melawan kezaliman PT TPL.

Rasa sakit bukan berarti apa-apa bagi masa depan bangsa batak. 

"Saya rasa 50 hari berjalan kaki kalau dikatakan orang sakit, saya rasa itu tidak separah yang dirasakan masyarakat selama ini atas kehadiran TPL," 

"Kadang, tempat mereka cari makan dihancurkan oleh TPL. Apa yang saya rasakan sekarang masih sedikit dengan apa yang dirasakan oleh orang tua kita," kata Irwandi Sirait.

Ia berharap aksi ini membuah hasil.

Seruan Tutup TPL Makin Berkobar, Kini Togu Simorangkir Cs Aksi Jalan Kaki ke Jakarta

Ritual Adat Batak Berangkatkan Togu Simorangkir Jalan Kaki ke Jakarta Tuntut Tutup TPL

Sempat Dilarang Keluarga Ikut

Irwandi Sirait sempat dilarang keluarga saat diketahui melakukan aksi jalan kaki ke Jakarta dari Makam Raja Sisingamangaraja XII pada hari ini, Senin (14/6/2021). 

"Kebetulan, memang pertama sekali kita mengusulkan ini berjalan ke Jakarta, orang tua dan saudara-saudara saya juga tidak terima," ujar Togu Simorangkir pada Senin (14/6/2021). 

Namun, ia akhirnya mendapatkan izin usai menjelaskan secara rinci apa akibatnya bila PT TPL tetap berdiri kokoh di kawasan Danau Toba. 

"Tapi setelah saya yakinkan bahwa kehadiran PT TPL akan membawa penderitaan bagi masyarakat bukan hanya untuk yang sekarang, tapi untuk masyarakat ke depannya," terangnya. 

"Kita lihat sekarang bagaimana Danau Toba yang kering akibat kehadiran mereka. Ini harus kita perjuangkan. Ini yang dirasakan semua masyarakat, bukan hanya para masyarakat adat, namun juga kita yang tinggal di pinggiran Danau Toba juga merasakannya," sambungnya. 

Hal lain dilakukan oleh Togu Simorangkir. Ia harus jual ternak bebek untuk kebutuhan anak dan istrinya selama dua bulan. 

"Saya yakinkan keluarga kita bahwa kalau kita tidak perjuangkan sekarang, maka generasi kita akan menderita," sambungnya. 

Ia juga menjelaskan bahwa aksi yang mereka lakukan bukan aksi galang dana. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved