Bantah Anak Buahnya Menganiaya, Ini Penjelasan Komandan Pangkalan TNI AL Tanjungbalai Asahan
"Pada waktu diserahkan ke Polres Asahan, adik dari Wahyudi tidak memar matanya. Kenapa saat konferensi jadi memar?" tanya Komandan Lanal TBA.
Penulis: Alif Al Qadri Harahap |
TRIBUN-MEDAN.com, KISARAN - Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Tanjungbalai Asahan membantah tudingan bawahannya menganiaya anak buah Wahyudi yang dilaporkan kerap bentrok dengan petani kelapa sawit di Kecamatan Sungai Kepayang.
Komandan Pangkalan TNI AL TBA Letkol Laut (P) Robinson Hendrik Etwiory mengatakan, pihaknya menyerahkan anak buah Wahyudi ke Polres Asahan dalam kondisi baik tanpa kekerasan.
"Saya yakin penganiayaan itu tidak betul. Tidak berani kami prajurit Lanal TBA menganiaya anak buah wahyudi, walaupun dia mengancam dengan membawa senjata tajam," ujarnya, Jumat (18/6/2021).
Ia juga menunjukan beberapa bukti foto enam orang yang mereka amankan saat diserahkan ke Polres Asahan.
"Pada waktu diserahkan ke Polres Asahan, adik dari Wahyudi tidak memar matanya. Kenapa saat konferensi jadi memar?" tanyanya.
Menurut Robinson, pihaknya turun ke Sungai Kepayang karena adanya permintaan masyarakat yang takut memanen kelapa swait karena aksi premanisme yang dilakukan oleh anggota Wahyudi.

"Kami turun dengan permintaan masyarakat karena takut aksi premanisme di lapangan saat panen sawit. Kenapa Wahyudi menyangkal itu?" ujar Danlanal.
Ia mengatakan, hatinya terketuk untuk membantu masyarakat karena sudah hampir tujuh tahun masyarakat tidak dapat merasakan panen dari pohon yang ditanaminya.
Saat cekcok dengan anak buah Wahyudi yang mengatasnamakan Kelompok Tani Mandiri, anggota Divisi Polisi Militer Lanal TBA, menyita senjata tajam serta alat hisap bong.

"Setelah kami turun kesana, memang ada aksi premanisme yang dilakukan oleh anggota Wahyudi dengan ditemukannya barang bukti berupa senjata tajam dan bong hisap narkoba di TKP, dan satu orang terindikasi pemakai setelah tes urine," jelasnya.
Robinson juga membantah tudingan bahwa pihaknkya menahan anak buah Wahyudi .
"Mereka kami bawa ke pomal untuk tes urine, tidak kami tahan di sel, setelah itu lalu kami bawa ke polres asahan dengan empat alat bukti yang kuat," bantahnya.
Polisi dan Bupati Tutup Mata
Ketua Pospera Asahan Atong Sigalingging mengakui bahwa dirinya yang memang meminta Lanal TBA untuk membantunya dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Sebelumnya, ia menyurati kepolisian untuk membantu masyarakat agar aman saat memanen kelapa sawit. Namun, kepolisian setempat tidak menggubris. Ia pun menyurati dua instansi TNI.