Bantah Anak Buahnya Menganiaya, Ini Penjelasan Komandan Pangkalan TNI AL Tanjungbalai Asahan
"Pada waktu diserahkan ke Polres Asahan, adik dari Wahyudi tidak memar matanya. Kenapa saat konferensi jadi memar?" tanya Komandan Lanal TBA.
Penulis: Alif Al Qadri Harahap |
"Saya sudah surati Polres, tapi enggak ada responnya. Karena semakin membabi buta, saya surati Kodim dan Lanal TBA. Akhirnya, Lanal TBA yang merespon dan membantu kami," ujarnya.
Ia mengaku, lahan yang diduduki oleh koperasi mandiri itu adalah tanah milik masyarakat. Sebab masyarakat selalu membayar pajak kepada negara.
"Ini semua bayar pajak. Bukti pajaknya juga lengkap. Suratnya juga lengkap. Tapi kenapa panen di tanahnya yang ditanami sawit ini di halangi preman?" ujar Atong via telepon.
Ia mengatakan, konflik ini terjadi setelah kelompok tani mandiri masuk dan ingin menguasai tanah milik mereka.
"Memang kami menanam enggak pakai modal? Pupuk enggak pakai? Tiba sudah siap panen, mereka masuk saja dan mengklaim bahwa itu punya mereka. Ini namanya maling teriak maling," ujarnya.
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Asahan agar segera ikut menyelesaikan masalah tersebut.
"Saat sudah duduk di kursi nyaman, Bapak Bupati kami ini pura-pura budek kalau masyarakatnya minta tolong keadilan," pungkasnya. (cr2/tribun-medan.com)