WAJIB WASPADA, Kenali Gejala Infeksi Covid-19 pada Saraf Otak

Setahun lebih ditemukan, di mana pada awalnya gejala yang dialami dianggap hanya berpengaruh terhadap paru-paru.

Editor: Ayu Prasandi
IST
Ilustrasi pasien covid-19 

Namun, di sisi lain banyak laporan ilmiah menyatakan penderita Covid-19 tidak sedikit mengalami gangguan penciuman.

"Virus ini bisa menimbulkan infeksi atau radang pada otak. Kemudian, bisa juga menimbulkan badai sitokin (mengalami demam dan sesak napas, hingga menjadi sulit bernapas) yang menyebabkan gangguan aliran darah ke otak," sebutnya.

Baca juga: DRIVER OJOL KENA BEGAL di Jalan Bersama, Pelaku Tikam Korban 2 Kali dan Bawa Kabur Motor Nmax

Lebih lanjut Aldy menyampaikan, virus corona bisa menginfeksi ke otak dari berbagai jalur.

Bisa jalur langsung melalui saraf penciuman dan bisa juga melalui peradangan yang menimbulkan reaksi berlebihan di tubuh, dan termasuk infeksi peradangan pada otak atau menimbulkan peradangan pada sistem pembuluh darah.

"Jalur masuknya Covid-19 ke tubuh manusia sudah beragam. Kalau dulu orang tahu masuknya ke paru-paru, kemudian masuk ke dalam darah dan menyebar ke seluruh tubuh termasuk ke otak,"

"Selanjutnya, belakangan diketahui jalur masuknya virus corona melalui hidung, yang dikenal masuk melalui saraf penciuman.

Jadi, terhirup virusnya lalu masuk ke saraf penciuman yang ada di hidung hingga sampai ke otak.

Akan tetapi, belakangan juga ada laporan lain yang menduga virus ini bisa sampai ke saraf otak dari paru-paru. Dampak yang paling sering ke otak yaitu tadi, stroke," ujarnya.

Aldy mengimbau, bagi pasien Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat, jika ada muncul gejala sistem saraf maka sebaiknya dianggap sebagai suatu kasus stroke sampai terbukti tidak.

Baca juga: SOSOK Septian Nainggolan, Pengagas Festival Tuak, Galakkan Kecintaan Akan Minuman Tradisional

Artinya, sampai bisa membuktikan dengan pemeriksaan tambahan bahwa pasien tersebut bukan stroke tetapi tetap ditangani sebagai pasien stroke.

"Kalau ada pasien corona yang mengalami gejala darah mengental, maka harus diberikan obat untuk mengencerkan darahnya. Dengan begitu, aliran darah tidak terlalu kental dan berfungsi mengalirkan darah dengan baik," imbaunya.

Diutarakan Aldy, dia pernah menangani satu kasus pasien corona yang membuat kaget. Awalnya, pasien itu negatif Covid-19 dengan gejala yang dialami ringan dan hanya satu yaitu sakit kepala.

Pasien tidak mengalami demam, batuk maupun sesak napas. Namun, ternyata setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut pasien tersebut terinfeksi Covid-19.

Oleh karena itu, para tenaga kesehatan diharapkan selalu menggunakan APD lengkap saat memeriksa pasien dengan gejala ringan. 

Baca juga: Mandiri Region Sumatera Ringankan Cicilan Ribuan Debitur, 90 Persen Didominasi Pelaku UMKM

Sebab, bisa saja di awal negatif tetapi ketika dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ternyata positif corona.

"Masyarakat diminta tetap berhati-hati dan waspada dalam mencegah penularan Covid-19, karena ke sistem saraf juga bisa menyerang.

Artinya, bukan hanya ke paru-paru tetapi ke otak juga dan menimbulkan dampak yang luar biasa. Bahkan, gejala yang dialami bisa permanen atau long Covid-19 seperti gangguan penciuman permanen," pungkasnya.

(cr14/tribun-medan.com) 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved