Ambisi Kuasai Harta Karun Rp 50 Kuadriliun dari Laut China Selatan, China Bangun Senjata Super Besar

China Bangun Kapal Induk Terbesar untuk Menguasai Laut China Selatan. Diperkirakan perdagangan global senilai Rp 50 kuadriliun di Laut China Selatan

Penulis: AbdiTumanggor | Editor: AbdiTumanggor
Daily Star
China tertangkap satelit tengah membangun kapal Induk Besar untuk menguasai Laut China Selatan. 

Melihat angka tersebut China diprediksi juga akan memiliki kapal perang angkatan laut berjumlah 400 buah kapal pada 2025 mendatang.

Dengan demikian, hanya dalam satu dekade China dapat menjadi negara dengan komando angkatan laut terbesar di dunia.

Jadi, jumlah angkatan laut China diprediksi akan melampaui kekuatan angkatan laut Amerika Serikat. Jika dilihat sejak 2015 silam, China memang telah membangun kekuatan militer angkatan laut mereka secara besar-besaran.

China saat ini tengah membangun kekuatan militernya dengan menambah jumlah kapal selam, kapal induk, jet tempur, kapal amfibi, misil nuklir balistik, serta kapal pemecah es yang memiliki kekuatan yang mengerikan.

Sejumlah kekuatan militer tersebut diprediksi akan memiliki kekuatan yang sama dengan Amerika Serikat, bahkan bisa jadi lebih kuat.

Meski demikian, perkembangan kemampuan militer angkatan laut Amerika Serikat saat ini masih belum bisa diprediksi, karena bagaimanapun dari sisi jumlah personel, Angkatan Laut milik negeri paman sam masih jauh lebih besar.

Saat ini jumlah personel angkatan laut milik AS berjumlah 330.000 personil, jauh lebih banyak dibanding China yang memiliki 250 personel aktif.

Peralatan militer AS juga masih unggul dari berbagai hal, seperti memiliki kapal bersenjata yang lebih besar dan lebih berat, seperti kapal penjelajah berpeluru kendali yang memiliki kemampuan lebih unggul dari kapal milik China. Amerika Juga memiliki 9000 sel rudal peluncuran vertikal dimana China hanya memiliki 8000 buah.

Menurut Nick Child, seorang analis pertahanan, Amerika masih lebih unggul karena memiliki 50 buah kapal selam yang memiliki kekuatan nuklir yang memiliki daya jangkau serta daya tahan yang signifikan.

Sedangkan saat ini China memiliki 62 kapal selam, namun hanya tujuh yang memiliki kekuatan nuklir. Namun, menurut Nick, keunggulan yang dimiliki oleh China terletak pada patroli dan kemampuan menyisir kawasan.

Banyaknya kapal kecil yang dimiliki oleh China, serta jumlah milisi maritim yang ada bisa mengganggu ketentraman Washington yang saat ini tengah bergelut dengan masalah Pandemi Covid-19. Bahkan, China yang berencana menaikkan anggaran militernya menjadi 6,8 persen bisa membuat Amerika Serikat semakin kebakaran jenggot.

Tiga kapal induk Amerika:  USS Ronald Reagan (CVN-76), USS Nimitz (CVN-68), dan USS Theodore Roosevelt (CVN-71) dalam satu formasi
Tiga kapal induk Amerika: USS Ronald Reagan (CVN-76), USS Nimitz (CVN-68), dan USS Theodore Roosevelt (CVN-71) dalam satu formasi Menuju Laut China Selatan (warzone)
Kapal Induk USS Theodore Roosevelt dan kapal pengawalnya bertolak ke Laut China Selatan
Kapal Induk AS USS Theodore Roosevelt dan kapal pengawalnya bertolak ke Laut China Selatan (us navy)

Bagaimana dengan Indonesia?

Dikutip dari Kompas.com, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang dipimpin Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tengah mengusulkan proposal dana APBN untuk pemenuhan alat pendukung pertahanan Indonesia.

Hal itu tertuang dalam rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia Tahun 2020-2024 (Alpalhankam).

Dalam Pasal 2 ayat (1) disebutkan menteri menyusun perencanaan kebutuhan (Renbut) Alpalhankam Kemhan dan TNI untuk 5 (lima) Renstra Tahun 2020-2044 yang pelaksanaannya akan dimulai pada Renstra 2020-2024 dan membutuhkan Renstra Jamak dalam pembiayaan dan pengadaannya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved