DULU Dokter Terawan Dikenal Terapi Cuci Otak, Terbaru Vaksin Nusantara Covid Dibicarakan di Amerika

Nama dokter Terawan tak asing lagi di telinga kita karena kerap menangani para pesohor negeri, mulai dari pejabat, politisi, hingga bintang televisi.

Editor: Salomo Tarigan
Tribunnews/Irwan Rismawan
dr Terawan 

TRIBUN-MEDAN.com - Nama dokter Terawan tak asing lagi di telinga kita karena kerap menangani para pesohor negeri, mulai dari pejabat, politisi, hingga bintang televisi.

Dokter tentara kelahiran Yogyakarta, 5 Agustus 1964 ini juga sempat menjadi pusat perhatian setelah mengenalkan terapi cuci otak atau brain wash untuk penderita stroke.

Suasana Pemakaman Ayah Vincent Rompies, Sahabatnya Desta Bagikan Potret saat Pemakaman Berlangsung

Terbaru ini dia dikenal sebagai pelopor vaksin nusantara di Indonesia.

Mantan Menkes Terawan suntikkan langsung vaksin Nusantara ke Aburizal Bakrie dan Istri.
Mantan Menkes Terawan suntikkan langsung vaksin Nusantara ke Aburizal Bakrie dan Istri. (INSTAGRAM ABURIZAL BAKRIE)

Terawan mengaku sangat senang karena RSPAD Gatot Soebroto sebagai rumah sakit kepresidenan mampu menunjukkan jati diri dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya membuat dendritic cell vaccine immunotherapy atau Vaksin Nusantara.

KISAH PILU Pasangan Suami Istri Terpaksa Jual Alat Rumah Tangga agar Bisa Beli Beras, Dampak PPKM

"Sekarang di seluruh dunia sedang membicarakannya, termasuk terakhir dari New York dan sebagainya, karena sudah terbit jurnal PubMed. Itu isinya adalah dendritic cell vaccine immunotherapy atau Vaksin Nusantara, the begining of the end cancer and Covid-19," ujar Terawan.

"Artinya apa? Dunia sepakat punya hipotesis bahwa yang menyelesaikan hal ini termasuk Covid-19 adalah dendritic cell vaccine immunotherapy atau Vaksin Nusantara," lanjutnya.

Baca juga: Suasana Pemakaman Ayah Vincent Rompies, Sahabatnya Desta Bagikan Potret saat Pemakaman Berlangsung

Inisiator Vaksin Nusantara itu pun kembali menekankan kalau vaksin itu aman.

"Itu sangat safety karena kita sudah lama berkecimpung dalam pembuatan dendritic cell vaccine immunotherapy itu, dengan tim dokter Nyoto selaku moderator, bersama-sama dengan kita sudah mengembangkannya jauh-jauh hari untuk penanganan kanker," kata Terawan.

DULU TERKENAL di Sinetron Si Doel, Sempat Miskin Masuk Penjara, Kini Mandra Bahagia di Rumah Asri

"Kita hanya mengubah antigennya menjadi antigen artifisial atau antigen rekombinan Covid-19. Artinya apa? Artinya kita bisa menyesuaikan kapan saja. Mau mutasi kayak apa bisa kita sesuaikan. Dampaknya apa? Ketahanan kesehatan nasional menghadapi pandemi ini bisa kita atasi dengan membuat imunitas yang baik buat setiap warga negara," lanjutnya.

Berikut sosok dokter Terawan beserta kontroversinya.

1. Jadi dokter di usia muda

Dokter Terawan lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada di usia 26 tahun.

Dia kemudian melanjutkan pendidikan spesialis di Departemen Spesialis Radiologi Universitas Airlangga Surabaya.

Kemudian dokter Terawan mengambil program doktor di Universitas Hasanuddin (Unhas) pada 2016.

Judul disertasi Terawan adalah "Efek Intra Arterial Heparin Flushing Terhadap Regional Cerebral Blood Flow, Motor Evokde Potentials, dan Fungsi Motorik pada Pasien dengan Stroke Iskemik Kronis" dengan promotor dekan FK Unhas, Prof Irawan Yusuf, PhD.

Terawan mulai menjadi dokter tentara pada 1990 dan ditugaskan di berbagai wilayah, hingga akhirnya menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta sejak 2015.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved