DULU Dokter Terawan Dikenal Terapi Cuci Otak, Terbaru Vaksin Nusantara Covid Dibicarakan di Amerika

Nama dokter Terawan tak asing lagi di telinga kita karena kerap menangani para pesohor negeri, mulai dari pejabat, politisi, hingga bintang televisi.

Editor: Salomo Tarigan
Tribunnews/Irwan Rismawan
dr Terawan 

Terawan juga merupakan salah satu dokter kepresidenan.

Dia sempat ditunjuk Jokowi untuk membantu merawat almarhum Ani Yudhoyono ketika menjalani pengobatan kanker darah di Singapura beberapa waktu lalu.

2. Kontroversi terapi cuci otak

April tahun lalu, nama Terawan hangat diperbincangkan masyarakat.

Saat itu Terawan memperkenalkan metode cuci otak atau brain wash yang diyakini dapat mengobati stroke.

Saat itu Terawan mengaku, terapinya memberi hasil bagus kepada pasien.

Letjen TNI (Purn) Terawan Putranto (kiri) menerima piagam dari KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa (kanan) saat Wisuda Purnawira Pati TNI AD di lapangan Pancasila kompleks Akmil Magelang, Jawa Tengah, Senin 11 November 2019.
Letjen TNI (Purn) Terawan Putranto (kiri) menerima piagam dari KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa (kanan) saat Wisuda Purnawira Pati TNI AD di lapangan Pancasila kompleks Akmil Magelang, Jawa Tengah, Senin 11 November 2019. (facebook)

"Ada banyak pasien yang merasa sembuh atau diringankan oleh terapi cuci otak itu," kata Terawan dilansir Wartakotalive.

Di lain sisi, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyebut metode Digital Substraction Angogram (DSA) atau cuci otak untuk pengobatan stroke belum teruji secara klinis.

Ketua Umum PB IDI Prof dr Ilham Oetama Marsis, SpOG mengatakan, setiap teknologi dan metode pengobatan mesti melalui uji klinis.

"Harus dibuktikan kembali bahwa dengan cara itu saja apakah bisa menggantikan terapi konservatif yang ada? Belum tentu, dia harus membuktikan," kata Marsis kepada wartawan, Senin (9/4/2018).

Marsis menjelaskan, metode dan teknik pengobatan yang diterapkan Terawan telah teruji secara akademis ketika ia memperoleh gelar doktor di bidang kedokteran.

Namun, metode tersebut tetap harus diuji secara klinis dan praktis untuk bisa diterapkan kepada masyarakat luas.

3. Dianggap melanggar kode etik IDI

Kontroversi terapi Digital Substraction Angogram (DSA) atau cuci otak untuk pengobatan stroke berujung pada pemecatan sementara Terawan dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK).

Ketua MKEK, dr Prijo Pratomo, Sp. Rad, mengatakan, MKEK tidak mempermasalahkan teknik terapi pengobatan DSA yang dijalankan Terawan untuk mengobati stroke.

Namun yang dipermasalahkan adalah kode etik yang dilanggar.

Ashanty ditangani dokter Terawan
Ashanty ditangani dokter Terawan (Instagram @ashanty_ash)

"Kami tidak mempersoalkan DSA, tapi sumpah dokter dan kode etik yang dilanggar," ujarnya saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (4/4/2018).

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved