Kota Medan Darurat Tabung Oksigen, Sudah Sebulan Kosong

Salah satu toko alat-alat kesehatan yang berada di Jalan Putri Hijau, Medan mengatakan kekosongan tabung oksigen mulai dari awal bulan Juli.

Penulis: Fredy Santoso |
TRIBUNNEWS.COM/IRWAN RISMAWAN
Tabung Oksigen 

"Saya sudah pesan, cuma mereka belum bisa kirim karena kata mereka masih ke Jawa dulu," kata pemilik toko alat-alat kesehatan Royal Alkes di Jalan Raden Saleh, Medan. Jumat (30/7/2021).

Kekosongan tabung oksigen medis ditempatnya sudah sebulan lebih. Perharinya sekitar 5 sampai 10 orang yang menanyakan.

Selama tabung oksigen kosong kini tokonya hanya melayani layanan isi ulang. Dalam prosesnya setiap pembeli harus meninggalkan tabung di toko pada pagi hari, kemudian diambil pada sore harinya.

Toko yang berada tak jauh dari kantor Wali Kota Medan ini menjelaskan tidak ada menaikkan harga isi ulang tabung.

Untuk ukuran 1 meter kubik sebesar Rp 60 ribu, 1.5 meter kubik Rp 75 ribu dan ukuran 2 meter kubik seharga Rp 80 ribu.

Bobby Nasution Membantah

Wali Kota Medan Bobby Nasution membantah terjadi kelangkaan tabung oksigen medis di Kota Medan.

"Tidak langka. Ada aplikasinya dari Kemenkes. Itu bisa dipantau. Dan kemarin saya minta dimonitoring penggunaan tabungnya apakah alatnya mengisi atau tidak," ujar Bobby di Balai Kota Medan, Jumat (30/7/2021).

Ia menuturkan, sampai saat ini pihaknya belum menemukan rumah sakit yang kehabisan tabung oksigen medis.

Saat ini, kata Bobby, yang mulai sulit dicari adalah obat antivirus.

"Belum ada kelangkaan. Belum ada sejauh ini kita dengar kesulitan tabung oksigen di rumah sakit. Yang agak sedikit hilang di pasaran itu bukan oksigen, tapi obat anti virus yang mulai agak hilang, cuma ini kita minta agar disampaikan kepada Kemenkes bagaimana penanganannya, ," katanya.

Mengenai apakah ada temuan penimbunan tabung oksigen di lapangan, Bobby juga memastikan belum ada penemuan oknum yang melakukan penimbunan.

"Kalau penimbunan kami rasa tidak ada, karena efek pimpong ini bahasanya sangat dalam sekali. Semuanya itu bisa dibicarakan dari situ. Ketika kemarin Jawa dan Bali itu langka tabung oksigen, kebanyakan disuplai ke sana, jadi dibagi rata. Efeknya sekarang, untuk menjaga itu makanya ada aplikasi untuk memonitoring itu," pungkasnya. 

(cr25/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved