Kasus Penganiayaan Pasien Covid 19

Sedih dan Pilu, Diasingkan, Dianiaya Warga Satu Kampung, Pasien Covid-19 Akhirnya Meninggal Dunia

Salamat Sianipar, pasien Covid-19 yang dianiaya warga satu kampung akhirnya meninggal dunia

Editor: Array A Argus
HO
Salamat Sianipar, pasien Covid-19 di Toba yang sempat disiksa warga akhirnya meningal dunia di RSUP Adam Malik.(HO) 

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN-Salamat Sianipar, pasien Covid-19 di Toba yang sempat diasingkan dari desa dan dikeroyok warga satu kampung meninggal dunia, Minggu (1/8/2021) sekira pukul 16.30 WIB.

Belum jelas penyebab kematian korban apakah murni karena Covid-19, atau justru karena trauma penganiayaan yang dilakukan warga beberapa waktu lalu.

Humas RSUP Adam Malik Rosario Dorothy mengatakan jenazah Salamat Sianipar sudah diserahkan pada pihak keluarga.

Baca juga: Pasien Covid-19 yang Dikeroyok Warga di Toba Belum Dapat Dirujuk ke Rumah Sakit Khusus

"Untuk saat ini jenazah sudah dibawa keluarganya ke kampung halaman," kata Dorothy, Minggu malam.

Disinggung mengenai penyebab pasti kematian korban, pihak RSUP Adam Malik belum bersedia memberikan keterangan.

Sementara itu anak kandung korban Anastasya Sianipar mengaku belum tahu apa penyebab pasti kematian ayahnya.

Dia sendiri belum sempat melihat jenazah sang ayah, lantaran kabarnya harus dimakamkan sesuai protokol pemakaman jenazahn pasien Covid-19. 

Baca juga: Pengakuan Istri Pasien Covid-19 Soal Suaminya yang Sempat Diseret dan Dianiaya Warga Kampung

"Kami sekarang ini lagi di rumah saudara," kata Anastasya, yang begitu terpukul atas kematian ayahnya.

Berkaitan dengan hal ini, pihak keluarga sebelumnya disebut sudah membuat laporan ke polisi.

Sayangnya, warga satu kampung yang menganiaya korban belum ada satupun yang diproses, lantaran pemerintah dan aparat penegak hukum terkesan membenarkan tindakan penganiayaan masyarakat, dengan dalih ingin mengamankan korban yang dituduh hendak menularkan penyakit.

Diketahui, Salamat Sianipar, pasien Covid-19 di Toba disiksa warga hingga diseret-seret di jalan Desa Pardomuan, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba.

Dari rekaman video yang beredar, Salamat Sianipar diikat, lalu tubuhnya didorong berkali-kali menggunakan kayu hingga tersungkur di tanah.

Dalam kondisi tak berdaya, Salamat Sianipar tampak dipukuli pakai kayu.

Kronologis Kejadian

Menurut informasi yang diperoleh www.tribun-medan.com, kasus ini bermula saat Salamat Sianipar melakukan pemeriksaan swab antigen pada Rabu (21/7/2021) di klinik yang ada di Kecamatan Laguboti.

Adapun hasil pemeriksaan itu menunjukkan bahwa Salamat Sianipar terkonfirmasi positif Covid-19.

Lalu, Salamat Sianipar disarankan menjalankan isolasi mandiri.

Baca juga: Kakek 84 Tahun Meninggal Dalam Becaknya, Ternyata Positif Covid-19

Di tengah keterbatasan Salamat Sianipar kemudian isolasi mandiri di satu gubuk tanpa listrik yang ada di Desa Pardomuan, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba.

Kemudian, persisnya pada Kamis (22/7/2021), keberadaan Salamat Sianipar mendapat penolakan.

Dituduh Ingin Menulari Warga

Merujuk pada keterangan Sekretaris Daerah Kabupaten Toba Audi Murphy Sitorus, yang dikonfirmasi www.tribun-medan.com pada Sabtu (24/7/2021), bahwa Salamat Sianipar ini mengalami depresi.

Salamat Sianipar dituduh ingin menulari warga dengan penyakit yang sama.

"Kemarin saat terpapar (Covid-19), entah stress atau apa, asal ketemu sama orang, dipelukinya orang supaya kena juga," kata Audy.

Baca juga: SETELAH Divonis Dokter Positif Covid-19, Pria Ini Peluki Warga di Toba, Ini yang Terjadi Kemudian

Audy juga mengatakan, bahwa Salamat Sianipar juga ingin memeluk Wakapolsek Silaen yang datang ke lokasi.

"Pokoknya tindakannya aneh. Bahkan Wakapolsek pun datang waktu itu lansung mau dipeluknya. Bidan desa itu juga saat mau memakaikan APD langsung dipeluknya," pungkas Audy.

Berujung Penyiksaan

Atas tudingan itu, warga kemudian beramai-ramai menangkap Salamat Sianipar.

Dia kemudian diikat, diseret di jalanan, dan didorong-dorong menggunakan kayu.

Baca juga: VIRAL Video Selebgram Gebby Vesta Gagal Terbang, Satgas Covid-19 Beber Penyebabnya

Bahkan dalam rekaman video yang beredar, Salamat Sianipar dipukuli kayu oleh massa hingga tak berdaya.

Pada Jumat (23/7/2021), Salamat Sianipar kemudian dibawa ke RSUD Porsea untuk menjalani perawatan.

Sempat Melarikan Diri 

Berdasarkan keterangan pemerintah daerah, Salamat Sianipar sempat melarikan diri dari RSUD Porsea tatkala menjalani perawatan.

Kemudian pada Sabtu (24/7/2021), Salamat Sianipar ditemukan pemerintah daerah di Kecamatan Siantar Narumonda.

Baca juga: Obat Covid-19 Langka di Asahan, Bupati: Masih Prioritas ke Pulau Jawa dan Bali

Dalam kondisi tak berdaya, Salamat Sianipar kemudian dibawa ke Puskesmas Silaen.

Lantaran kondisinya yang tak memungkinkan dan video penyiksaannya viral, pemerintah daerah kembali merujuk Salamat Sianipar ke RSUD Porsea untuk menjalani perawatan. 

Bupati Toba Turun Tangan

Karena kasus penganiayaan dan penyiksaan terhadap Salamat Sianipar viral di media sosial, Bupati Toba Poltak Sitorus dan Wakilnya Tonny M Simanjuntak kemudian turun tangan.

Poltak Sitorus bersama perangkat pemerintah daerah mendatangi RSUD Porsea untuk melihat warganya yang nyaris dibantai dengan keji itu.

"Kami datang untuk memastikan agar pasien tersebut mendapatkan pelayanan yang baik dari pihak RS," kata Poltak Sitorus di RSUD Porsea, Sabtu (24/7/2021).

Dia mengatakan, karena sebelumnya Salamat Sianipar dituduh melarikan diri, pihaknya meminta petugas Satpol PP berjaga di RSUD Porsea, khusus mengawasi korban. 

"Pasien tersebut perlu ditangani dengan perlakuan khusus karena ada gejala depresi. Harus ditempatkan dalam satu kamar tersendiri, jadi tidak digabung dengan pasien yang sedang menjalani perawatan karena terkonfirmasi positif covid," kata Jubir Satgas Lalo H Simanjuntak.(tribun-medan.com) 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved