Vaksinasi Polda Sumut Sudah Ditutup
Tiga Calo Formulir Vaksinasi yang Beraksi saat Kunjungan Wakapolri Kabarnya Ditangkap
Gedung Serbaguna Pemprov Sumut yang dijadikan tempat vaksinasi Polda Sumut sudah tutup dan sepi
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN-Vaksinasi Covid-19 yang digelar Polda Sumut di Gedung Serbaguna Pemprov Sumut, Jalan Williem Iskandar, Kecamatan Percut Sei Tuan resmi ditutup.
Petugas keamanan yang ada di lokasi mengatakan, hari ini, Rabu (4/8/2021), sudah tidak ada lagi vaksinasi.
"Karena vaksinnya kosong," kata petugas keamanan yang berjaga di pagar pintu masuk ke Gedung Serbaguna, Rabu (4/8/2021).
Baca juga: Sentra Vaksinasi di Eks Bandara Polonia Ditutup Sejak Stok Vaksin Menipis, Banyak Warga Kecewa
Amatan www.tribun-medan.com, meski katanya vaksinasi sudah tutup, namun masih ada masyarakat yang berharap mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Mereka datang sejak pagi ingin mendapatkan vaksin, setelah di hari sebelumnya, Selasa (3/8/2021) tidak mendapatkan jatah.
Dari informasi yang diperoleh di lapangan, calo formulir vaksin yang sempat berkeliaran saat kunjungan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono kabarnya sudah ditangkap.
Baca juga: Ya Allah Kasihannya, Mahasiswi Asal Aceh Lumpuh Setelah Divaksin, di Medan Ada yang Meninggal
Pelakunya ada tiga orang, dan sekarang disebut sudah diamankan petugas Sat Reskrim Polrestabes Medan.
"Tadi ada 3 orang diamankan untuk yang calo-calo formulir vaksinasi. Mereka dibawa ke Polrestabes Medan," kata polisi yang ada di lokasi, minta namanya tidak dimuat.
Guna kepentingan konfirmasi, www.tribun-medan.com sempat menghubungi Plt Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Rafles Langgak Putra Marpaung.
Sayangnya, Rafles belum memberikan jawaban.
Baca juga: Inalillahi, Mahasiswa Poltekpar Meninggal Usai Divaksin Sinovac Setelah Sempat Demam, Paman Koma
Jadi Klaster Baru Penyebaran Covid-19
Vaksinasi yang diadakan Polda Sumut di Gedung Serbaguna Jalan Willem Iskandar/Pancing, Kecamatan Percut Seituan pada Selasa (3/8/2021) disinyalir melanggar protokol kesehatan (prokes).
Para peserta berkerumun, berdesakan, tidak menjaga jarak, hingga ada yang menggunakan masker tidak sebagaimana mestinya.
Menurut Pengamat Sosial Bakhrul Khair, terjadinya kisruh pelaksanaan vaksinasi Polda Sumut ini lantaran panitia dinilai tidak becus, dan tidak memikirkan matang-matang penyelenggaraan acara.
Kuat dugaan, panitia cuma sibuk mempersiapkan kedatangan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Parmono, namun mengabaikan prokes yang ada.
"Itu kan ada yang pingsan, pintu juga dijebol warga dan pelanggaran protokol kesehatan. Nah, inikan kejadian dulu baru berpikir. Seharusnya kan berpikir dulu baru kejadian," kata Bakhrul, Selasa petang.
Bakhrul mengatakan, harusnya panitia penyelenggara vaksinasi sebelumnya melakukan simulasi.
Karena, kata dia, persoalan ini terletak di panitia yang tidak terorganisir untuk memanajemen warga yang mau vaksin.
Dengan simulasi, setidaknya ada teknik mobilisasi massa yang datang secara bersamaan agar tidak berkerumun.
"Berarti, yang terjadi ketika datang pejabat (Wakapolri), baru ada pelayanan yang teratur. Ketika Waka Polri pulang justru membludak," sebutnya.
Bakhrul menilai Ketua Satgas Covid-19 yakni Gubernur Sumut Edy Rahmayadi harus turun tangan untuk memberikan peringatan atau pun sanksi kepada panitia penyelenggara.
"Satgas harus periksa apakah panitia memang lalai dan ada potensi penyebaran Covid-19 setelah insiden itu," ujarnya.
Ia pun berharap Satgas Covid-19 dapat berlaku adil untuk memberikan peringatan atau pun tindakan kepada panita, selayaknya penertiban pada pesta-pesta yang melanggar Prokes atau pun lokasi usaha yang ditindak di masa PPKM ini.
Warga Mengamuk
Warga yang mengikuti vaksinasi di Gedung Serbaguna Pemprov Sumut Jalan Willem Iskandar/Pancing, Kecamatan Percut Seituan mengamuk.
Mereka kesal karena sudah berjam-jam menunggu, tapi vaksinasi tak juga berjalan.
Seorang warga bernama Nani mengatakan, dia datang sejak pukul 07.00 WIB, tapi tak juga divaksinasi.
Baca juga: KABAR Gembira - Vaksinasi di Sumut Berjalan Normal, Dinkes Sumut Pastikan Hal Ini
"Sudah rela enggak kerja padahal. Sampai di sini malah enggak dikasih masuk," kata warga Medan Tembung ini, Selasa (3/8/2021).
Dia mengatakan, dirinya datang untuk mendapatkan vaksinasi dosis pertama.
Tapi karena situasinya seperti ini, Nani pun kesal karena penyelenggara tak tepat waktu.
Senada disampaikan Rena.
Baca juga: IHGMA Sumut Lakukan Vaksinasi Tahap Dua Untuk Optimalisasi Pelayanan
Warga asal Kecamatan Sibolangit ini mengaku rela berangkat dari rumahnya dan tidak masuk kerja demi mendapatkan vaksinasi.
Sampai di lokasi, Rena dan teman-temannya terpaksa duduk di lantai agar bisa mendengar informasi jika sudah boleh memasuki aula.
Dari amatan www.tribun-medan.com, di dalam Gedung Serbaguna ada seorang lelaki yang sudah marah-marah.
Laki-laki itu kesal karena tak kunjung dipanggil, padahal sudah datang dari pukul 07.00 WIB.
Baca juga: Sentra Vaksinasi di Eks Bandara Polonia Ditutup Sejak Stok Vaksin Menipis, Banyak Warga Kecewa
Yang membuat laki-laki itu emosi, petugas memintanya bergabung dengan warga yang baru datang.
"Dari pagi aku di sini, tapi enggak dipanggil juga. Udah lapar aku. Udah masuk jam makan siang ini," kata laki-laki tersebut.
Amburadul Hingga Peserta Pingsan
Penyelenggaraan vaksinasi yang diadakan Polda Sumut di Gedung Serbaguna Pemprov Sumut Jalan Willem Iskandar, Kecamatan Percut Seituan amburadul, Selasa (3/8/2021).
Sejak tengah hari tadi, peserta vaksin ada yang teriak-teriak lantaran terlalu lama dipanggil.
Padahal, peserta vaksin ada yang datang sejak pukul 07.00 WIB, dan ada yang berasal dari Kabupaten Deliserdang.
Dalam kesempatan ini, Wakalpolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono sempat megunjungi lokasi vaksinasi tersebut.
Baca juga: BREAKING NEWS Peserta Vaksin di Gedung Serbaguna Mulai Mengamuk, Rela tak Kerja dan Kelaparan
Gatot datang bersama sejumlah anggotanya, didampingi para petinggi Polda Sumut, termasuk pejabat Pemprov Sumut.
Sebelum Gatot datang, para peserta vaksinasi yang ada di luar dan dalam gedung tampak melanggar protokol kesehatan (prokes).
Peserta vaksinasi berkerumun, duduk berdekatan, bahkan ada yang menggunakan masker tidak sesuai ketentuan.
Begitu Gatot datang, sejumlah petugas langsung mengatur para peserta agar tidak melanggar prokes.
Setelah Gatot meninggalkan lokasi vaksinasi, terjadi insiden yang tidak diinginkan.
Baca juga: SEMAKIN RIBUT, Berkerumun dan tak Jaga Jarak, Peserta Vaksinasi Komplain Pada Polisi Karena Hal Ini
Seorang wanita berkaus merah marun pingsan saat mengantre di depan pintu masuk gedung serbaguna.
Sontak, warga pun histeris minta tolong.
"Pak, tolong lah pak, ada yang pingsan. Tolong," teriak warga.
Melihat kejadian itu, petugas langsung membawa perempuan yang pingsan tersebut ke dalam aula.
Ia langsung disuruh duduk di kursi panitia dan diberikan air minum.
Baca juga: Sentra Vaksinasi di Eks Bandara Polonia Ditutup Sejak Stok Vaksin Menipis, Banyak Warga Kecewa
Pantauan di lokasi, terlihat ribuan warga berdiri sambil mengantre giliran masuk ke dalam aula vaksinasi yang berada di Gedung Serbaguna Pemprovsu.
Mereka mengaku sudah menunggu sejak pagi hari.
Hingga pukul 14.00 WIB, para peserta ada yang belum diperbolehkan masuk.
Bahkan, pintu masuk sudah jebol lantaran warga berdesakan tak sabar menunggu, karena sudah dari pagi berada di lokasi.
Calo Formulir
Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono memantau langsung program vaksinasi yang diadakan Polda Sumut di Gedung Serbaguna milik Pemprov Sumut di Jalan Willem Iskandar/Pancing, Kecamatan Percut Seituan, Selasa (3/8/2021).
Saat kegiatan vaksinasi berlangsung dan di tengah kunjungan orang nomor dua di Polri itu, ternyata ada oknum diduga calo yang menjual formulir vaksinasi.
Sehingga, terjadi pembludakan jumlah peserta vaksinasi di lokasi acara.
Kapolrestabes Medan Kombes Riko Sunarko tidak mau disalahkan soal kerumunan masyarakat tersebut.
Baca juga: BREAKING NEWS Peserta Vaksin di Gedung Serbaguna Mulai Mengamuk, Rela tak Kerja dan Kelaparan

Riko mengatakan, kerumunan tersebut terjadi karena banyaknya masyarakat yang ingin mendapatkan vaksin namun dengan cara yang salah.
Dia mengakui, ada oknum yang sengaja menjual formulir vaksinasi di lokasi kegiatan, di tengah kunjungan Wakapolri.
"Warga masyarakat tadi protes mereka ini mendapatkan formulir dengan cara dibeli dan ada yang menjual di luar," kata Riko Sunarko, Selasa (3/8/2021).
Meski demikian, ia tidak mempermasalahkan masyarakat yang sudah mendaftar dengan formulir hasil pembelian dari luar dan ilegal itu.
Riko mengaku tetap melayani masyarakat yang memiliki formulir vaksinasi dengan cara salah tersebut.
Baca juga: Vaksinasi Polda Sumut Amburadul, Begitu Wakapolri Pulang Seorang Wanita Pingsan dan Pintu Jebol
"Tetap kita akomodir, mereka yang sudah mengisi formulir tadi kita kumpulkan, nanti datanya kita masukkan, ada kegiatan vaksin lagi mereka akan kita hubungi dari SMS 'Pedulilindungi', karena ada sosialisasi nanti," tegasnya.
Vaksinasi yang diselenggarakan Polda Sumut hanya cukup untuk 4.000 orang.
Dimana dalam jumlah tersebut sebanyak 3.000 orang dari pendaftaran melalui polsek - polsek yang menerima vaksin pertama, sedangkan 1.000 lagi merupakan sisa dari vaksin Bhayangkara yang diperuntukkan untuk vaksinasi tahap 2.
"Jadi bukan kekurangan, karena petugas kita juga sudah setting untuk jumlah vaksin, gak mungkin kita melebihi (jumlah). Sekarang aja 4 ribu sampek jam sekian, gak mungkin lagi kita nambah. Tenaga kita terbatas kemudian untuk vaksinnya juga 3 ribu untuk pertama 1000 untuk vaksin kedua," tandasnya.
Baca juga: Kapolrestabes Medan Ungkap Ada Penipu yang Jual Formulir Pendaftaran sehingga Terjadi Kerumunan
Terkait warga yang merusak pintu masuk, Riko menuturkan kalau itu akibat tingginya antusiasme masyarakat soal vaksin.
Sehingga, terjadi desak-desakan dan dugaan pelanggaran prokes lantaran warga takut tidak mendapatkan vaksin.
"Berdesak desakan itu karena mereka takut kehabisan vaksin. Setelah kita jelaskan bahwa yang divaksin itu yang sudah terdata, karena didata sama polsek-polsek dan ngirim kesini, juga dari rekan rekan mahasiswa sini, dari sekolah juga ada tadi SMP, SMK," kata Riko.
Meski menemukan adanya indikasi kecurangan yang dilakukan oknum dengan menjual formulir vaksinasi yang difotokopi, faktanya polisi tidak mengambil tindakan.
Ketika ditanya soal ini, Riko mengaku memang tidak mau menindak.(cr8/tribun-medan.com)