Breaking News

Sosok Fauzan Azima Mantan Panglima GAM, Begini Kabarnya Setelah 16 Tahun Damai

Inilah sosok Fauzan Azima, mantan Petinggi GAM di Aceh. Begini kabarnya sekerang setelah 16 tahun damai.

Serambi
Fauzan Azima - Sosok Fauzan Azima Mantan Panglima GAM, Begini Kabarnya Setelah 16 Tahun Damai 

"Kalau kita bandingkan zaman konflik dengan Aceh hari ini, ibarat batu sudah pecah seribu.

Hubungan antara sesama orang Aceh semakin renggang. Rasa kasih sayang telah hilang. Bata-bata kebencian disusun untuk semakin berpuak-puaknya Aceh," ujarnya.

Mengkontemplasikan keadaan ini, kata Fauzan, rasanya sulit bagi Aceh untuk maju dan sejahtera, yang syaratnya tidak lain adalah bersatu dalam mempercepat ke arah perubahan lebih baik. Perpecahan akan membuat Aceh stagnan, bahkan semakin mundur.

Aceh kini seperti kita memasuki kawasan yang tidak dikenal. Bingung, dari mana mulai menatanya. Bahkan ketika Gubernur Nova Iriasyah menjalankan roda pemerintahan dengan “On the track” juga tidak didukung.

Hampir semua sektor masih seperti “semak belukar”. Termasuk juga dalam sektor pendidikan yang selama ini kita anggap dunia paling ideal, ternyata di dalamnya jauh dari harapan.

Dunia pendidikan adalah gerbang kemajuan Aceh. Ternyata akar masalah selama ini, tidak ada kasih sayang terhadap peserta didik. Kasih sayang full akan “manusialah” mereka sebagai generasi penerus.

Sebaliknya, kata dia, kalau tidak ada kasih sayang maka mereka akan menjadi “sampah” atau “najis”. Hakikat najis adalah dalam bahasa Aceh “na” berarti “ada”, sedang “jis” adalah “jin, iblis, syetan” bersarang di dalam jiwanya.

Fazan menegaskan besar harapan agar semua pihak mendorong pendidikan Aceh maju.

Semua pihak harus terlibat aktif memberikan masukan yang konstruktif. Tidak saling menyalahkan dan merendahkan.

"Sampaikan nasehat dengan “bil hal” dengan amaliah nyata sehingga saling melengkapi untuk kemajuan Aceh," ujar Mantan Kombatan GAM, yang sekarang sebagai Penasehat Khusus Gubernur Aceh Bidang Pendidikan.

Fauzan Azima, pada saat konflik bergabung dengan GAM mulai tahun 1998 di Jakarta sebagai Penghubung. Kemudian, pada Desember 1999 baru pulang ke Aceh.

Pertengahan tahun 2001 menjabat sebagai Wakil Panglima dan juru bicara GAM Wilayah Linge dan tahun 2002 sebagai Panglima GAM Wilayah Linge.

(*/ Tribun-Medan.com)

Artikel ini sudah tayang Serambi

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved