Afghanistan Semakin Kacau, ISIS Sudah di Kabul, Mujahidin Bangkit Melawan Taliban: 60 Orang Tewas
AS telah memperingatkan warganya untuk menghindari bandara Kabul. Alasannya ada kekhawatiran tentang potensi serangan oleh cabang ISIS
TRIBUN-MEDAN.COM - Salah satu penyebab Afghanistan jatuh ke tangan Taliban adalah penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) dari negara itu.
Oleh karenanya, setelah Afghanistan jatuh ke tangan Taliban, pasukan AS yang tersisa pun semakin waspada.
Ini karena warga Afghanistan berbondong-bondong penuhi bandara Kabul untuk ikut melarikan diri.
Pada akhirnya, pasukan AS pun berkumpul di bandara untuk menjaga.
Masalahnya kini AS mendapat musuh baru. Siapakah mereka?
Dilansir dari bbc.com pada Minggu (22/8/2021), AS telah memperingatkan warganya untuk menghindari bandara Kabul. Alasannya ada kekhawatiran tentang potensi serangan oleh cabang kelompok Negara Islam (ISIS) di Afghanistan.
Peringatan keamanan terbaru itu mengatakan kepada warga AS untuk menjauh karena kemungkinan ancaman keamanan di luar gerbang. Sehingga pejabat pertahanan AS mengatakan mereka memantau perkembangan dan mencari rute alternatif.
Tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan tentang potensi ancaman serangan ISIS, dan kelompok tersebut tidak secara terbuka mengancam akan melakukan serangan di Kabul.
Nasihat AS sejak beberapa hari terakhir datang di tengah kekacauan yang terus berlanjut di luar bandara dan laporan tentang orang-orang yang dihancurkan ketika ribuan orang berusaha melarikan diri dari Afghanistan setelah pengambilalihan Taliban.
Kelompok militan menyapu seluruh negeri dan merebut ibu kota, Kabul, seminggu yang lalu.
Kerumunan orang berkumpul setiap hari, berharap diizinkan untuk terbang. Khususnya mereka yang bekerja dengan AS dan sekutunya, serta orang-orang yang telah berkampanye tentang isu-isu seperti hak asasi manusia.
Mereka takut akan menghadapi pembalasan di tangan Taliban jika mereka tidak dapat pergi.
Apa sebenarnya yang terjadi di gerbang bandara pada hari Sabtu masih belum jelas. Namun, kepala koresponden Sky News Stuart Ramsay mengatakan bahwa terjadi pertempuran di sana.
Sehingga tentara Inggris pun menarik mereka yang berada dalam bahaya dari kerumunan. Bahkan kejadian itu menggambarkannya sebagai "hari terburuk sejauh ini", dan mengatakan mereka percaya banyak orang telah meninggal di tempat kejadian.
Dalam briefing pada hari Sabtu, Departemen Pertahanan AS mengatakan 17.000 orang telah diterbangkan keluar dari bandara, termasuk sekitar 2.500 warga AS.