TRIBUNWIKI

Mengenal Uis Gara, Pakaian Tradisional Suku Karo

Berbicara mengenai proses pembuatan Uis Gara ini sehingga menjadi pakaian khas, tidak berbeda jauh dari pembuatan kain tradisional lainnya.

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Ayu Prasandi
HO
Prosesi pernikahan adat Suku Karo 

Kain adat ini, biasanya digunakan oleh kaum pria dan merupakan simbol wibawa dan tanda kebesaran bagi seorang putra Karo.

Biasanya, Uis Beka Buluh digunakan sebagai penutup kepala pada saat pesta adat atau diartikan sebagai mahkota bagi putra Karo.

Jenis kedua, Uis Gatip Jongkit yang menunjukkan ciri atau lambang karakter kuat dan perkasa dan digunakan sebagai pakaian luar bagian bawah untuk laki-laki yang disebut gonje (sebagai kain sarung).

Kain ini dipakai oleh putra Karo untuk semua upacara adat yang mengharuskan berpakaian adat lengkap.

Jenis ketiga, Uis Gatip yang memiliki arti menunjukkan karakter teguh dan ulet. Jenis Uis ini bisanya digunakan sebagai penutup kepala atau tudung baik pada acara pesta maupun kesehariannya.

Untuk beberapa daerah, diberikan sebagai tanda kehormatan kepada kalimbubu pada saat wanita Karo meninggal dunia.

Baca juga: Pakar Luar Angkasa Ini Bahagia setelah 10 Remaja Perempuan Jenius Afghanistan Berhasil Diselamatkan

Jenis keempat, Uis Nipes Padang Rusak di mana kain ini biasanya digunakan untuk selendang bagi wanita Karo baik saat pesta maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Jenis kelima, Uis Nipes Benang Iring yang bisanya juga digunakan oleh wanita Karo pada saat menghadiri acara. Namun bedanya, jenis Uis ini digunakan pada saat menghadiri upacara yang bersifat duka cita.

Jenis keenam, Uis Ragi Barat di mana kain ini digunakan sebagai selendang yang biasanya dipakai saat wanita Karo menghadiri upacara yang bersifat suka cita.

Jenis ketujuh, Uis Junjung-junjungen di mana kain ini dipakai hanya untuk lapisan palingjar penutup kepala wanita atau tutup tudung. Pada bagian kain ini, terlihat dihiasi menggunakan umbai-umbai emas pada bagian depannya.

Jenis kedelapan, Uis Teba yang bisanya dipakai oleh wanita Karo yang sudah masuk lanjut usia sebagai tutup kepala atau tudung dalam acara duka cita.

Jenis kesembilan, Uis Pementing yang dipakai oleh pria Karo sebagai ikat pinggang pada saat berpakaian adat lengkap yang juga menggunakan Uis Julu sebagai sarung.

Jenis kesepuluh, Uis Julu Diberu yang digunakan oleh wanita sebagai penutup badan mulai atas bagian dada hingga pergelangan kaki.

Di mana, pakaian ini bisanya digunakan pada saat menghadiri upacara adat yang diharuskan berpakaian adat lengkap.

Jenis kesebelas, Uis Arinteneng yang digunakan sebagai alat pinggan pasu yang dipakai pada saat penyerahan mas kawin.

Baca juga: Didorong e-wallet dan e-commerce, Transaksi BSI Mobile Meroket 97 Persen Hingga 46,4 Juta Transaksi

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved