INILAH Sistem Pemerintahan Timor Leste, Tahun Depan Mengadakan Pemilihan Presiden
Selain Gusmao, salah satu nama yang kini beredar sebagai calon presiden Timor Leste adalah Armanda Berta do Santos, wakil perdana menteri Timor Leste
TRIBUN-MEDAN.COM - Katolik, menjadi sentral dari budaya dan identitas umat manusia di Timor Leste, terutama selama masa pendudukan Indonesia.
Mengambil data dari learnreligions, jumlah umat Katolik yang dibaptis meningkat tiga kali lipat, dari 30 persen pada tahun 1975, menjadi lebih dari 90 persen pada tahun 1990-an.
Setelah Indonesia melepaskan invasinya pada Timor Leste, pada tahun 2002, negara ini menjadi negara berdaulat pertama di abad ke-21 dan negara mayoritas Katolik kedua di Asia Tenggara, setelah Filipina.
Namun, sebuah keuskupan di Timor Leste secara resmi telah menangguhkan tugas imamat seorang pastor yang akan mencalonkan diri sebagai presiden tahun 2022 mendatang.
Uskup Baucau, Mgr Dom Basílio do Nascimento, mengumumkan hal tersebut dalam sebuah surat yang dikeluarkan pada tanggal 30 Agustus 2021 lalu.
Dalam suratnya dijelaskan bahwa Uskup Mgr Dom Basílio do Nascimento telah menghentikan semua layanan sakramental imam diosesan Pastor Martinho Germano da Silva Gusmao (Pastor Gusmao).
Keputusan itu dikeluarkan oleh Uskup setelah Pastor Gusmao menyatakan "sudah lama merenung, mendengarkan, berdoa, dan memutuskan hidup dan tugasnya sebagai imam Gereja Katolik dengan ‘kesadaran yang bersih dan tenang'."
Uskup Basílio do Nascimento mengatakan bahwa imam (Pastor Gusmao) mengajukan surat pengunduran diri kepadanya pada 25 Januari 2020 dan surat kepada Sri Paus Fransiskus pada 4 Februari 2021, untuk melepaskan status imamatnya.
“Menanggapi kehendak dan keputusan Pastor Martinho Germano da Silva Gusmao, uskup Baucau menangguhkan layanan sakramentalnya pada 20 Agustus 2021,” kata surat prelatus itu.

Uskup Baucau Mgr Dom Basílio do Nascimento (kiri) telah menghentikan semua layanan sakramental imam diosesan Pastor Martinho Germano da Silva Gusmao (kanan). (ISTIMEWA)
Melansir ucanews, Uskup Basílio do Nascimento tidak menjelaskan secara rinci alasan pengunduran diri imam (Pastor Gusmao), yang juga dosen di Yayasan Katolik Instituto Superior de Filosofia e de Theologia (ISFIT), Dom Jaime Garcia Goularat di Fatumeta, Kota Dili, Timor Leste.
Namun, di sebelumnya, Pastor Gusmao pernah mengakui bawah pengunduran dirinya dari Imam itu terkait dengan niatnya untuk terlibat dalam urusan sosial politik negara, termasuk rencananya untuk mencalonkan dirinya dalam pemilihan presiden tahun depan (2022).
Pastor Gusmao mengatakan bahwa dia merasa harus mundur dari tugas imamatnya, karena dia ingin berbicara lebih bebas tentang politik, ‘tanpa dibebani oleh aturan yang diberlakukan oleh Gereja’.
"Meski Gereja Katolik tidak melarang, apalagi membungkam, bila imam berbicara tentang politik, selalu ada orang yang dibicarakan, dan politisi tertentu, akan mempertanyakannya," katanya lagi.
Tetapi ketika mencalonkan diri untuk jabatan publik, maka Gereja melarang para imam mencari jabatan yang melibatkan pelaksanaan kekuasaan sipil.
Pastor Gusmao mengatakan bahwa dia akan mencalonkan diri sebagai calon independen tetapi didukung oleh beberapa partai politik.