Longsor Maut Sibolangit

KORBAN Longsor Ungkap ke Karo Mau Ziarah dan Tanya Adat Istiadat untuk Rencana Nikah Tahun Depan

Diketahui, awalnya Ferdinan berangkat dari Medan menuju Desa Tanjung, Kabupaten Karo bersama dengan calon istrinya, Novita.

TRIBUN MEDAN/GOKLAS WISELY
Ferdinan Tarigan, korban bencana longsor di Sibolangit terbaring di ruang rawat inap Rindu B RSUP Adam Malik, Senin (25/10/2021). 

Kini keduanya akan dikebumikan di sebelah makam suami Layani di daerah Tanjung, Kabupaten Karo.

Evalina Barus selaku rekan kerja Layani Bangun (korban longsor di Sibolangit yang meninggal dunia) saat diwawancara di sekitar ruang jenazah, RSUP Adam Malik, Minggu (24/10/2021).
Evalina Barus selaku rekan kerja Layani Bangun (korban longsor di Sibolangit yang meninggal dunia) saat diwawancara di sekitar ruang jenazah, RSUP Adam Malik, Minggu (24/10/2021). (Tribun Medan/Goklas Wisely)

Saat itu keduanya berangkat sari arah Karo menuju Kota Medan menggunakan mobil Xenia.

Selain keduanya, penumpang lain adalah Gustini Hagiana Ginting dan Ferdinan Tarigan yang kini masih dirawat di rumah sakit berbeda.

Sementara sopir bernama Armando (teman dekat Ferdinan) telah meninggal dunia dan kini telah dibawa ke Helvetia untuk dimakamkan.

Rekan kerja Layani, Evalina Barus menceritakan awalnya kelima orang tersebut berangkat ke Tanjung di Kabupaten Karo untuk ziarah ke makam suami Layani pada Sabtu (23/10/2021).

"Rencana mau minta restu ke makam suaminya karena anak perempuannya (Novita) mau menikah dengan Ferdinan," katanya kepada Tribun Medan di sekitar ruang Jenazah RSUP Adam Malik, Minggu (24/10/2021).

Nahas, nasib buruk pun menimpa rombongan tersebut.

Evalina mengaku mendapatkan kabar itu dari pihak Gereja sekitar 22.00 WIB.

Ia pun mengaku terkejut dan menangis atas kepergiaan Layani.

Evalina menceritakan bahwa Layani adalah salah satu guru favorit di sekolah sekitar Besitang.

"Layani terkenal baik dan tak pernah marah. Dia guru yang tidak bisa marah. Sementara Novita adalah anak satu satunya yang bekerja sebagai honorer bidan di Bea Cukai," katanya kepada Tribun Medan di sekitar ruang Jenazah RSUP Adam Malik, Minggu (24/10/2021).

"Makanya kami bilang dia tidak sanggup pisah dengan anaknya. Anaknya juga sebaliknya," sambungnya.

Ia mengaku sudah sejak tahun 2005 dekat dengan Layani sebagai seorang guru.

Bahkan lebih dari itu, Layani adalah temannya untuk menumpahkan curahan hati.

Bahkan sewaktu Layani pergi ke Karo, dirinya sempat meminta ingin memeluknya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved