ORANGTUA Korban Pembunuhan di Tanjung Morawa Luntang Lantung Cari Keadilan, Setahun Kasus Tak Usai

Orang tua korban perampokan dan pembunuhan, Jono luntang-lantung mencari kepastian hukum untuk anaknya yang telah meninggal dunia.

TRIBUN MEDAN/FADLI
Orangtua korban, Jono saat ditemui Tribun Medan di kediamannya, Kamis (28/10/2021) lalu. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Orang tua korban perampokan dan pembunuhan, Jono, luntang-lantung mencari kepastian hukum untuk anaknya yang telah meninggal dunia.

Dihubungi melalui seluler, Jono mengatakan bahwa dirinya hingga kini masih belum tenang lantaran pelaku pembunuhan anaknya belum ditangkap polisi.

Anggota DPRD Tapsel Mengaku Ditodong Senjata Oknum Brimob, Polda Sumut Bantah Terima Laporan

OKNUM Notaris yang Diduga Palsukan Akta Ditetapkan Buron, Polrestabes Medan Diminta Lakukan Hal Ini

INSIDEN Polisi Dibacoki Puluhan Orang, Hari Ini Polrestabes Medan Gelar Perkara

SUAMI Almarhum Lina Jubaedah Kini Kehabisan Uang, Berniat Bawa Putrinya Adu Nasib ke Jepang

ORANGTUA Korban Pembunuhan di Tanjung Morawa Luntang Lantung Cari Keadilan, Setahun Kasus Tak Usai

MIRIS, Eks Bendahara Puskesmas Glugur Darat Disebut Habiskan Dana JKN Rp 2,3 M untuk Arisan Online

"Kemarin saya sudah didampingi kuasa hukum namun hingga kini juga tidak ada kejelasan. Komunikasi pun tidak pernah lagi. Sudah satu tahun berjalan. Tapi tidak ada kepastian begitu juga laporan saya di Polsek Tanjungmorawa," ucapnya, Senin (1/11/2021).

Perlu diketahui, anak Jono yakni Usnan (21) warga Tanjungmorawa menjadi korban perampokan dan pembunuhan di dalam rumahnya pada awal Oktober 2020 lalu.

RIA Ricis dan Teuku Ryan Bikin Perjanjian Pranikah, Begini Kata Oki Setiana Dewi

DUA Penumpang Toyota Avanza Tewas dan Enam Luka-luka setelah Tabrak Pembatas Tol Tebing Tinggi-Medan

TINGKAH Kocak Irwan Mussry saat Liburan Bikin Keluarga Maia Estianty Tertawa

PESAN Menohok Sang Istri Kedua pada Tiap Perempuan yang hendak Menikahi Suami Orang Lain

BELUM Sembuh dari Kanker Stadium 3, Artis dan Pedangdut Rupawan Ini Berkabar Duka, Alami Keguguran

GETIR, Ibu dan Putri Satu-satunya Meninggal akibat Longsor Sibolangit, Inilah Pesan Terakhirnya

GETIR, Guru Ini Tinggal Bersama Kambing, Gaji 350 Ribu per Bulan, Camat sampai Kucurkan Air Mata

Setahun sudah proses hukum yang dilaporkannya di mapolsek Tanjung Morawa dengan lampiran LP/105/X/2020/SU/RES DS/ SEK TG MORAWA tanggal 1 Oktober 2020, tak berjalan.

Meski polisi menyebut telah mengantongi identitas pelaku dan menetapkannya sebagai tersangka namun hingga kini proses hukum tidak berjalan.

Kasat Reskrim Polresta Deliserdang Kompol Firdaus yang dihubungi Tribun Medan mengatakan pihaknya telah menetapkan satu orang tersangka.

Tidak hanya itu, bahkan ia menyebut telah mengantongi identitas pelaku dan secepatnya akan menangkap pelaku.

PEDAGANG Pajak Pringgan Resmi Berdamai dengan Preman yang Tikam Dirinya hingga Nyaris Tewas

DAFTAR Perwira yang Dimutasi di Wilkum Polrestabes Medan hingga Kapolsek Dicopot seusai Kasus Cabul

BIKIN Anggota TNI AU Serka Wardi Tambunan Dikeroyok, Brimob Gadungan Ini Diburu

8 Personel Polsek Kutalimbaru Dicopot terkait Dugaan Pelecehan dan Pemerasan Istri Tahanan

MIRIS, Istri Tahanan Korban Persetubuhan Oknum Anggota Polsek Kutalimbaru Ternyata Sedang Hamil

ISTRI Tahanan Diduga Dirudapaksa dan Diperas Polisi, Kepling Akui Ada Penggerebekan di Indekos

"Kasus itu ditangani Polsek Tanjungmorawa dan dibackup oleh Polresta Deliserdang. Satu orang ditetapkan tersangka dan kami telah mengantongi identitas pelaku," sebutnya, Kamis (28/10/2021) lalu.

Pada Senin (1/11/2021), Jono menyebutkan dirinya meminta bantuan ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan namun dikarenakan belum mencabut surat kuasa kepada pihak kuasa hukum yang lama, sehingga dirinya belum mendapat kembali pendampingan hukum.

"Kami sudah coba menghubungi kuasa hukum yang lama, tapi tidak direspon. Kami cari kantornya tidak ketemu. Ini kami masih keliling mencari kantornya untuk mencabut kuasa dan meminta LBH untuk membantu kami," bebernya.

Masih dikatakan Jono, melihat kasus yang ditangani polisi meskipun telah mengetahui pelaku tapi kenapa belum ditangkap.

"Saya rasa pelaku masih berada di kediamannya. Gak mungkin hanya menangkap itu saja tidak bisa. Saya berharap pak Kapolda Sumut bantu keluarga kami dalam mendapatkan kepastian hukum," ucapnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Usnan (21) ditemukan tewas dengan luka lembam di bagian belakang lehernya.

Tak hanya itu, menurut penjelasan orang tua korban, Jono, ia juga mengalami kerugian material seperti dua unit hp dan sejumlah uang tunai.

"Selain nyawa anak saya yang hilang. Saat kejadian ini pun uang hilang hp juga hilang," sebutnya.

Jono juga membeberkan bahwa kasus tersebut telah dilaporkannya ke Polsek Tanjung Morawa dengan bukti laporan

Jono mengatakan kejadian tragis yang dialami anaknya yang menjadi korban perampokan dan pembunuhan saat mereka tinggal di Gang Harapan Dusun V, Buntu Bedimbar, Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang.

Saat kejadian dirinya dan istri pergi bekerja.

Ia mengetahui bahwa anaknya telah dibunuh saat pulang bekerja.

"Saya dan istri kan sama-sama bekerja. Jadi anak semata wayang kami ini menjaga rumah. Kami berangkat pagi dan siangnya kembali ke rumah untuk makan siang. Jadi sebelum kembali lagi ke tempat kerja, saya titip pesan ke anak agar jangan membuka pintu kalau ada yang mencari atau memanggil. Jadi kamu di rumah saja," ujarnya.

Lanjut pria paruh baya ini, setelah ia dan istrinya bekerja dan kembali ke rumah sorenya.

Kondisi pintu rumah itu terkunci.

"Saya gedor tapi anak saya gak membuka pintu. Perasaan saya sudah mulai gak tenang sehingga saya menyuruh istri pinjam tang ke tetangga untuk membuka kaca nako dan mencoba buka pintu dari dalam. Usaha itu pun berhasil. Kami masuk tapi kok kondisi rumah berbeda. Kami panggil anak saya tidak menyahut hingga kami cari ke dalam kamar," ungkapnya.

Begitu pintu kamar terbuka, sambung Jono, ia melihat anaknya sudah tak bernyawa berbaring di tempat tidur.

"Saya memanggil, menggoyang-goyang tubuh anak saya kok tidak bergerak. Kami dilihat bagian belakang lehernya sudah lebam lalu di dalam kamar ada kayu balok dan martil," bebernya.

Jono yang tak sanggup melihat anaknya itu pun berlari ke tempat kerjaannya dan meminta bantuan dengan bosnya.

"Saya sudah seperti tidak memiliki jantung. Dada sesak. Sudah tidak tahu apa yang mau dibuat, saya minta tolong ke bos tempat saya bekerja. Barulah ramai di rumah dan tetangga juga mengetahui kalau anak saya sudah tiada," jelasnya.

(mft/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved