AMARAH Kapolda Sumut, Wanti-wanti Preman Tak Manfaatkan Ormas, Polisi Tidak Boleh Takut Preman

Saya minta tidak ada orang yang coba-coba memanfaatkan ormas - ormas untuk kepentingan pribadi, apalagi melakukan tindakan pidana.

Penulis: Fredy Santoso | Editor: Randy P.F Hutagaol
Tribun Medan/ Fredy
Viral Kapolda Marah Lihat Aksi Puluhan Preman Serang Tukang Bangunan 

INSIDEN Polisi Dibacoki Puluhan Orang, Hari Ini Polrestabes Medan Gelar Perkara

SUAMI Almarhum Lina Jubaedah Kini Kehabisan Uang, Berniat Bawa Putrinya Adu Nasib ke Jepang

ORANGTUA Korban Pembunuhan di Tanjung Morawa Luntang Lantung Cari Keadilan, Setahun Kasus Tak Usai

MIRIS, Eks Bendahara Puskesmas Glugur Darat Disebut Habiskan Dana JKN Rp 2,3 M untuk Arisan Online

Lanjutnya, akibat penyerangan itu, sebanyak 5 tukang bangunannya mengalami luka di bagian kepala dan beberapa tukang lainnya mengalami luka di badan dan kaki akibat hujan batu.

"Pascakejadian tukang kami mengalami bocor di kepala. Sementara mereka hanya pekerja mencari makan. Kami bekerja berdasarkan surat IMB yang dikeluarkan Pemkot Medan. Karena dasar itu lah kami bekerja sesuai permintaan dari pemilik tanah. Namun saat proses mau dikerjakan malah kami diserang," jelasnya.

Efin mengatakan dirinya bekerja sesuai dengan permintaan pemilik tanah. Soal status tanah itu sudah bersertifikat.

"Dan kalau memang administrasinya menyalah seharusnya bukan kami yang pekerjaan diserang. Silahkan gugat dan ini bukan di ranah kami. Karena kami cuma bekerja karena sudah ada IMB nya," ucapnya.

Namun sangat disayangkan, lanjut Efin, ketika dirinya membuat laporan ke kantor Polisi Polsek Medan Labuhan, laporannya malah ditolak karena masalah sengketa tanah.

"Yang kita herankan kenapa ditolak laporan. Kita melapor karena soal penganiayaan. Tukang bangunan kami luka-luka, ini kenapa laporan tidak bisa. Kalau soal tanah kami tidak tahu. Karena yang mau dilaporkan dugaan penganiayaan," jelasnya.

Dalam hal ini, Efin menyebutkan saat kejadian cekcok di lokasi, dirinya sempat dimediasi namun ujung dari penyelesaian tidak ada.

"Kami dipanggil. Tapi bukan mediasi yang didapat. Kami datang cuma mendengarkan tiba-tiba sudah diputuskan. Dan tanpa kami memberikan keterangan ini kan lucu," katanya.

Sementara itu, pascakejadian para tukang bangunan yang berjumlah puluhan orang terpaksa berhenti dikarenakan adanya cekcok dengan OKP.

"Akhirnya tukang kami terkendala mencari makan. Kenapa pekerja yang menjadi korban," pungkasnya.

Sementara itu, dari video amatir yang dihimpun Tribun Medan, terlihat oknum polisi yang duduk di SPKT Polsek Medan Labuhan mengarahkan pembuatan laporan ke Polres.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved