Materi Belajar Sekolah
Pahlawan Nasional dari Tanah Karo, si 'Garamata' yang Bersumpah tak Akan Berunding dengan Belanda
Berikut Pahlawan Nasional dari Tanah Karo, Kiras Bangun. Kiras Bangun merupakan seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang telah menggalang kekuatan.
Belanda ingin memperluas usaha perkebunan ke Tanah Karo dengan alasan tanah di sekitar Binjai telah habis ditanami.
Kepopuleran Kiras Bangun sendiri akhirnya diketahui oleh Belanda dari penduduk Langkat dan lebih jelas lagi dari Nimbang Bangun yang masih ada ikatan keluarga dengannya.
Untuk itu timbul keinginan dari Belanda untuk menjalin persahabatan dengan Garamata agar diperbolehkan masuk ke Tanah Karo guna membuka usaha perkebunan.
Persetujuan Garamata atas kedatangan Belanda akan diberi imbalan uang, pangkat dan senjata.
Untuk melancarkan niatnya ini, pihak Belanda mengutus Nimbang Bangun yang sudah berkali-kali membujuk Kiras Bangun agar Belanda diberi ijin masuk ke Tanah Karo.
Namun keinginan Belanda untuk memasuki Tanah Karo tetap ditolak.
Keputusan ini diambil setelah dilakukan musyawarah dengan raja-raja Tokoh Karo yang lainnya.
Pada tahun 1902, akhirnya pihak Belanda berhasil memasuki Tanah Karo dengan mengirim Guillaume bersama sejumlah serdadu Belanda sebagai pengawalnya setelah sebelumnya mendapat izin dari salah seorang Kepala Urung lain.
Melihat hal ini, Garamata pun berulang kali memberikan peringatan pada pihak Belanda untuk segera meninggalkan Tanah Karo, tetapi Guillaume tidak mau beranjak.
Situasi di Tanah Karo sendiri sudah semakin memanas semenjak Guillaume dan sejumlah pengawalnya bersenjata lengkap menduduki Kabanjahe.
Garamata dan pengikutnya berupaya untuk menghimpun segenap kekuatan.
Pertemuan Urung atau Rapat pimpinan merupakan satu-satunya sarana yang paling mudah untuk menyampaikan berbagai macam situasi kepada segenap tokoh Urung/Pasukan Urung serta melaksanakan rencana-rencana.
Bekerja sama dengan beberapa Urung, Garatama akhirnya berhasil mengusir Guillaume, setelah 3 bulan bermukim di Kabanjahe.
Peristiwa pengusiran itulah yang menjadi puncak permusuhan dengan Belanda.
Perjuangan melawan Penjajah