BANJIR Mandailing Natal Menelan Korban, Warga Terseret Arus Usai Memperbaiki Kapal di Tepi Sungai
Seorang warga Desa Sisaran, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Zen Batubara (45) terseret air bah, Minggu (19/12/2021) petang.
Penulis: Arjuna Bakkara |
TRIBUN-MEDAN.COM, PANYABUNGAN - Seorang warga Desa Sisaran, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Zen Batubara (45) terseret air bah, Minggu (19/12/2021) petang.
Warga bersama BPBD Kabupaten Mandailing Natal masih melakukan pencarian hingga Senin (20/12/2021) dini hari.
"Kami masih melakukan pencarian. Pencarian sudah dilakukan selama enam jam tapi belum menemukan Zen," ujar Ikhwan AB, kerabat dari Zen saat dihubungi Tribun-Medan.com, Senin (20/12/2021) dini hari.
Ikhwan AB menceritakan detik-detik sebelum Zen terseret derasnya banjir.
"Sehari-hari Zen merupakan nelayan yang menambatkan perahunya di sekitar jembatan di sungai pada Desa Setia Karya, Kecamatan Natal. Kemarin, kapalnya hampir hanyut sehingga ia memperbaiki tali yang nyaris putus. Tetapi, seusai memperbaiki tali tersebut ia tergelincir dan tenggelam," katanya.
Besar dugaan, tubuh Zen Batubara sudah terbawa arus hingga ke muara. Sebab, banjir yang mengenangi 16 kecamatan di Mandailing Natal itu terbilang besar.
"Kami sudah menyusuri aliran sungai hingga ke Muara Sungai mengarah ke Pantai Barat. Tetapi, belum juga ketemu. Arus sungai masih sangat besar," ujarnya.
Status Darurat Banjir dan Longsor.
Bupati Mandailing Natal Muhammad Jafar Sukhairi Nasution menetapkan keadaan darurat bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Mandailing Natal.
Penetapkan darurat tersebut sesuai dengan keputusan Bupati Mandailing Natal nomor:360/0947/K/2021.
Penetapan keadaan darurat bencana itu berlaku selama 14 hari terhitung sejak Sabtu (18/12/2021) hingga 31 Desember 2021.
"Kondisi banjir yang wilayah terparah berada di wilayah Pantai Barat Kabupaten Mandailing Natal seperti Kecamatan Sinunukan, Natal. Terparah di wilayah pantai barat," ujar memberikan keterangan.
Ia menyampaikan, tidak hanya banjir tetapi banyak titik longsor yang membuat petugas terhambat ke lokasi banjir. Karena itu, ia menetapkan situasi darurat di Kabupaten Madina sehingga beberapa kebijakan bisa cepat.
"Terutama pengungsi yang belum dievakuasi dari lokasi banjir karena terhadang longsor bisa teratasi dengan baik. Kita setiap jam selalu update informasi dari kecamatan dan kepala desa. Kami bersatu untuk menghadapi masalah ini. Bantuan Alhamdulilah sudah terlaksana dengan baik," katanya.
Terpisah Kepala Dinas PUPR Madina, Ruly Andri meminta kepada Kepala Desa Muara Batang Angkola agar mencari lahan seluas 50x50 M⊃2; untuk dibangun dua ruangan singgah masyarakat apabila terjadi banjir.
"Coba cari tanah, nanti hibahkan ke Pemda, buat proposal untuk dibangunkan rumah pengungsian apabila terjadi banjir seperti ini. Insya Allah 2023 akan kita tampung anggarannya," ujarnya.
(Jun)