Kripto

Harga Bitcoin Terus Merosot Dibanding Kripto Lain dan Ramalan Masa Depan Bitcoin Suram

Harga bitcoin turun pada Senin (20/12/2021), menyusul kekhawatiran terhadap penyebaran varian Omicron yang semakin meluas.

Unsplash
Rusia larang pasar kripto 

TRIBUN-MEDAN.com - Harga bitcoin turun pada Senin (20/12/2021), menyusul kekhawatiran terhadap penyebaran varian Omicron yang semakin meluas.

Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin pada Senin (20/12/2021) pukul 15.52 WIB ada di US$ 46.611,48 atau turun 2,38% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.

Harga Ethereum turun 3,22% ke US$ 3.860,74, Dogecoin melorot 3,21% menjadi US$ 0,167214, dan Shiba Inu merosot 5,07% ke posisi US$ 0,000030.

Meski begitu, sejumlah mata uang kripto utama lainnya berhasil mencetak untung.

Harga XRP naik 5,85% jadu US$ 0,883843 dan Terra Luna melonjak 7,29% menjadi US$ 78,31.

Mengutip CoinDesk, investor kripto akan terus mengamati bagaimana varian Omicron bisa mempengaruhi aktivitas ekonomi secara global.

Sikap Rusia Terhadap Fenomena Kripto Berdampak Pada Harga Aset Bitcoin Cs Terkoreksi

Mengenal Tiga Jenis Kripto Bertemakan Metaverse yang Tengah Naik Daun dan Diprediksi Tumbuh di 2022

Sementara analis kripto pseudonymous Credible yakin Bitcoin (BTC) yakin Bitcoin siap untuk reli. "Bitcoin bisa menjadi US$ 55.000," katanya di akun Twitter-nya dengan 282.400 pengikut, seperti dikutip The Daily Hodl.

Credible menggunakan teori Elliott Wave, pendekatan analisis teknikal yang memprediksikan aksi harga di masa depan dengan mengikuti psikologi kerumunan yang cenderung bermanifestasi dalam gelombang.

Menurut Credible, harga Bitcoin masih berada di tengah gelombang empat, fase korektif dari tren naik lima gelombang.

Dia bilang, pergerakan harga Bitcoin di bawah US$ 40.000 akan menyelesaikan gelombang keempat dan menempatkan BTC dalam posisi untuk menyalakan gelombang kelima dan terakhir dalam perjalanan ke US$ 100.000 pada Juli 2022.

Perusahaan Ritel Terbesar di Meksiko Terima Pembayaran dengan Bitcoin
Perusahaan Ritel Terbesar di Meksiko Terima Pembayaran dengan Bitcoin (Pixabay)

Masa depan bitcoin suram

Beberapa kabar kurang sedap datang menghampiri cryptocurrency.

Salah satunya soal ramalan segera tamatnya Bitcoin.

Seorang profesor senior kebijakan perdagangan internasional Cornell University mengatakan Bitcoin akan berumur pendek.

"Bitcoin sendiri mungkin tidak bertahan lebih lama," katanya dalam wawancara Squawk Box Europe, dikutip dari CNBC International, akhir pekan ini.

Harga Bitcoin sangat fluktuatif selama beberapa tahun terakhir.

Dalam sebulan terakhir harga satu koin telah turun dari sekitar US$58.000 menjadi kurang dari US$46.000.

Ada sejumlah alasan yang melatarbelakangi itu. Bitcoin kurang ramah lingkungan dan tidak efisien.

"Penggunaan Bitcoin atas teknologi blockchain sangat tidak efisien," kata penulis "The Future of Money: How the Digital Revolution is Transforming Currencies and Finance" itu.

"Jejak karbon Bitcoin lebih besar dari seluruh Selandia Baru."

Bitcoin juga dikatakannya tak berfungsi dengan baik sebagai alat tukar. Ia berujar tak ada nilai fundamental.

"Mengingat bahwa Bitcoin tidak berfungsi dengan baik sebagai alat tukar, saya tidak berpikir itu akan memiliki nilai fundamental selain dari keyakinan investor apa pun yang dimilikinya," kata Prasad lagi.

Ia yakin polisi Bitcoin akan tergerus ratusan kripto lain yang kini muncul dengan sejumlah keunggulan.

Namun, ia tak memungkiri Bitcoin telah memicu revolusi yang menguntungkan, langsung maupun tidak langsung.

Bukan hanya itu, kabar tak sedap lainnya juga datang dari Rusia. Bank sentral Negeri Beruang Merah menegaskan masa depan kripto suram.

Aset kripto, yang kerap menjadi alat kegiatan ilegal.

Seperti perdagangan senjata, narkotika, pencucian uang, dan sebagainya akan sulit diterima sebagai alat pembayaran yang sah.

"Kami tidak menyarankan pelaku ekonomi Rusia menggunakan atau berinvestasi mata uang kripto. Hal ini bisa dituangkan dalam kebijakan," tegas Gubernur Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina, seperti dikutip dari Reuters.

Valeriy Lyakh, Kepala Divisi Penindakan Penyimpangan Pasar Keuangan Bank Sentral Rusia, menyatakan investasi aset kripto adalah murni penipuan dan piramida keuangan.

Pasar kripto tidak memiliki regulasi dan sangat volatil.

"Kami berpandangan negatif terhadap mata uang kripto. Kami tidak mendukung segala bentuk peredarannya di negara ini," kata Lyakh, sebagaimana diwartakan media tersebut.

Oleh karena itu, sejumlah sumber mengungkapkan Rusia segera bersiap untuk mengeluarkan aturan pelarangan terhadap aset kripto.

Seorang sumber menyatakan posisi bank sentral Rusia sepenuhnya menolak segala bentuk aset kripto.

Dua Platform Ini Kerjasama Bangun Pasar Kripto di Indonesia Akibat Pertumbuhan Investor yang Tinggi

Ikut Jejak Tesla, Perusahaan Ritel Terbesar di Meksiko Terima Pembayaran dengan Bitcoin

(*/tribun-medan.com)

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari tribun-medan.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tribun Medan Update", caranya klik link https://t.me/tribunmedanupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved