WHO Buru-buru Tinggalkan Daerah Ini Setelah Selidiki Penyakit Aneh, Padahal Sudah 100 Orang Tewas

Badan kesehatan dunia (WHO) secara mendadak perhgi meninggalkan negara ini setelah mengambil sampel uji coba penyakit misterius. 

(Photo by Fabrice COFFRINI / AFP)
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. 

Penyakit yang saat ini menjadi perhatian pemerintah Sudan Selatan adalah malaria dan kolera.

Mereka tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk menyelidiki "penyakit aneh" yang secara diam-diam merenggut nyawa banyak orang.

"Banjir di Sudan Selatan adalah kondisi sempurna untuk wabah penyakit," kata Medecins Sans Frontieres, sebuah badan amal internasional yang beroperasi di Sudan Selatan.

Dari Agustus hingga Oktober tahun ini, Sudan Selatan terus menerus dilanda banjir besar yang mempengaruhi lebih dari 700.000 orang, dan memaksa lebih dari 200.000 orang meninggalkan rumah mereka.

Ini adalah banjir terburuk di negara itu dalam 60 tahun.

"Banjir meningkatkan risiko wabah penyakit, terutama penyakit seperti diare akut, kolera, dan malaria," Medecins Sans Frontieres memperingatkan.

Tidak jelas mengapa tim respons cepat WHO bergegas meninggalkan Sudan Selatan tanpa membuat pengumuman atau mengungkapkan apa pun tentang "penyakit aneh".

Sebelum mengirim orang ke Sudan Selatan, WHO berspekulasi bahwa penyakit misterius itu bisa jadi hanya wabah kolera.

Penderita kolera parah bisa mengalami dehidrasi parah, menyebabkan gagal ginjal dan kematian dalam waktu singkat.

Menurut Mirror, tim respons cepat WHO mencoba menguji sampel "penyakit aneh" di Sudan Selatan untuk mencari bakteri kolera, tetapi hasilnya negatif.

Baca juga: Langkah Kementerian LHK Tingkatkan Antisipasi Karhutla di 2022, Kerjasama Regional dan Internasional

Baca juga: BAIC Rencanakan Gelar Kompetisi Adu Inovasi Startup di Sumut, Pemenang Berkesempatan Didanai Penuh

(*/tribun-medan.com)

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari tribun-medan.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tribun Medan Update", caranya klik link https://t.me/tribunmedanupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Intisari.grid.id

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved