Jelang Imlek, Penjualan Kue Keranjang Masih Lesu

... sejumlah pengusaha kuliner khas Imlek, diantaranya Kue Bakul Merbau ini masih mengalami penurunan omzet hingga 50 persen.

Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Perajin industri rumahan menunjukkan kue bakul yang telah siap dipasarkan di Jalan Merbau, Medan, Selasa (2/2/2021). Penjualan kue bakul tahun ini menurun hingga 50 persen dibandingkan tahun lalu terdampak Covid-19. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Jelang perayaan Imlek pada awal Februari 2022 mendatang, sebagian masyarakat khususnya etnis Tionghoa sudah mulai berburu aneka pernak-pernik hingga kuliner seperti kue keranjang.

Namun begitu, sejumlah pengusaha kuliner khas Imlek, diantaranya Kue Bakul Merbau ini masih mengalami penurunan omzet hingga 50 persen.

"Tahun 2022 ini lebih parah lagi. Tahun lalu itu kita bisa catat pemesanan sekitar 1 ton tapi kalau tahun ini belum tahu tapi udah ada orderan sedikit-sedikit. Tapi kalau sekarang udah ada sekitar 200-300 kg," ungkap Haidin Wijaya, pemilik Kue Bakul Merbau, Selasa (18/1).

Jelang Imlek, biasanya ia sudah banjir orderan dalam dua pekan sebelumnya namun pada tahun ini, Haidin mengakui belum mencapai target.

"Mungkin sepi tapi juga karena dekat dengan tahun baru, kemungkinan juga berpengaruh. Biasanya kalau pesanan itu dua minggu sebelumnya sudah banyak orderannya tapi sekarang belum capai target," ujarnya.

Baca juga: 15 Makanan Khas Imlek, Menu Wajib yang Ada Satu Tahun Sekali

Tak hanya berimbas karena pandemi, namun perubahan generasi juga cukup berimbas yang menggeser tradisi kue bakul saat perayaan Imlek.

"Kalau zaman sekarang kan sebagian anak mudanya cenderung masa bodoh dengan tradisi ini," ujarnya.

Padahal, Haidin bercerita jika kue bakul ini menjadi salah satu tradisi yang harus ada saat perayaan Imlek dengan saling berkirim kepada kerabat.

Maka dari itu, Haidin selalu menjaga kualitas produk selama 40 tahun sejak awal berdiri. Dijelaskannya, Haidin selalu menggunakan bahan alami seperti gula pasir dan ketan.

Untuk harga kue bakul, Haidin membuat dalam dua jenis yaitu menggunakan wadah plastik seharga Rp 50 ribu dan bakul dengan wadah seharga Rp 60 ribu.

Ia juga menjelaskan bahwa ia hanya memproduksi berdasarkan pemesanan dan belum merambah ke pasar supermarket dengan alasan tertentu.

"Sekarang kita buat berdasarkan pesanan saja. Karena kalau kita buat ke supermarket ini banyak titipan kan ini gak bisa lama nanti rusak," tutur Haidin.

Tak hanya itu, Haidin juga memberikan tips untuk penyimpanan kue bakul dengan meletakkannya di ruangan terbuka dan terkena oleh angin.

"Kalau tahan itu di kulkas bisa dua tahun tapi kalau di ruangan luar itu hanya sebulan asal jangan  pengap. Kena angin dia malah makin bagus," pungkasnya.

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved