Deretan Pengacara Sukses dari Tanah Batak, Berharta Miliaran dan Kerap Jadi Sorotan Masyarakat
Profesi sebagai Pengacara semakin popular dan bersinar, pasalnya dapat menghasilkan pendapatan hingga ratusan juta.
Penulis: Tria Rizki |
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN – Profesi sebagai Pengacara semakin popular dan bersinar, pasalnya dapat menghasilkan pendapatan hingga ratusan juta.
Dalam dunia advokat Indonesia tak asing dengan tokoh sukses yang menjadi inspirasi bagi anak muda, mereka berhasil menaklukkan Ibu Kota.
Ternyata mereka berasal dari anak daerah Batak, yang tak gentar berjuang kerasnya persaingan sehingga mendapatkan pencapaian posisi jabatan dan penghasilan dari profesi pengacara yang fantastis.
Berikut kami ulas tokoh pengacara sukses asal Batak yang berhasil menaklukkan Ibu Kota, diantaranya :
1. Hotman Paris Hutapea
Hotman paris Hutapea yang dikenal dengan Hotman Paris lahir di desa Laguboti, Sumatera Utara (20 Oktober 1959), Ia adalah pengacara Indonesia yang sangat terkenal dengan julukan “Raja Pailit” dan pengacara Rp 30 Miliar.
Hotman Paris menempuh Pendidikan di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung jurusan hukum, setelah lulus Ia pun melanjutkan pendidikan S-2 di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta Magister hukum dan S-2 University of Technology, Sydney, Australia magister of law.
Pendidikan sangat penting bagi Hotman Paris sehingga Ia melanjutkan pendidikan S-3 di Universitas padjadjaran fakultas hukum.
Anak daerah dari tanah Batak ini berhasil menaklukkan Ibu Kota, dengan mengawali karir nya bekerja dengan pengacara O.C Kaligis, selanjutnya Ia bergabung dengan firma pengacara senior Adnan Buyung Nasution, dan pernah bekerja di Bank Indonesia.
Hotman Paris mencoba peruntungannya dengan bekerja di sebuah firma hukum perusahaan Internasional (Makarim & Taira S), dengan bekal pengalamannya Ia membuka perusahaan sendiri di tahun 1999.
Di sinilah awal mula Ia semakin dikenal dengan konglomerat Indonesia, karena berfokus pada litigasi keuangan internasional dan penyelesaian sengketa.
Namanya semakin meroket setelah menjadi host di beberapa acara talkshow televisi yang dibanjiri penggemar, diantaranya Hotman paris Show INews mulai dari 2018 dan Hot Room MetroTV mulai dari 2019.
Pengacara kondang ini memiliki barang-barang branded yang menempel di tubuhnya, beberapa ruko di Jakarta, hotel, villa dan Ia merupakan anggota komunitas Lamborghini Jakarta, dan Ia pun mengoleksi beragam mobil sekut, diantaranya Ferrari, Lamborghini, Cadillac Escalade, Bentley, dan Audi yang per unitnya dibandrol miliaran rupiah.
2. Ruhut Sitompul
Ruhut Poltak Hotparulian Sitompul biasa dikenal dengan Ruhut Sitompul lahir di Medan (24 Maret 1954), Ia adalah seorang pengacara, politisi dan aktor yang berasal dari tanah Batak.
Ruhut Sitompul menempuh Pendidikan di SMP Immanuel, lanjut SMA WU Yosua dan melanjutkan pendidikan ke Universitas Padjadjaran, Bandung jurusan hukum tahun 1979.
Ruhut Sitompul menebarkan sayapnya di dunia perfilman mulai dari tahun 2005 hingga 2021, diantaranya Detik Terakhir, Rumah Pondok indah, Jatuh Cinta Lagi, Get Married 2, Sajadah Ka’bah, dan KNK : Santa Claus dari Jakarta.
Selain itu Ia juga sukses membawakan perannya di sinetron hingga dikenal sebagai “Raja Minyak dari Tarutung” dalam sinetron Gerhana tahun 1998 hingga 2003, selanjutnya Ia memerankan sinetron “James Bono” di tahun 1999.
Ruhut Sitompul semakin sering muncul di layar kaca, dan kemudian melanjutkan karir sebagai pengacara.
Dalam karirnya Ia tercatat pernah menjadi pengacara Akbar Tanjung saat itu menjabat sebagai Ketua Partai Golkar, Yayasan milik Soeharto dan Ia juga pernah tergabung dalam tiga partai besar di Indonesia, diantaranya Golkar, Demokrat, dan PDI-P.
Sepak terjang karirnya Ruhut Sitompul menjabat sebagai anggota MPR/DPR, Manggala BP7 Pusat Keppres III, Penatar BP7 DKI SK Gubernur, Advokat SK. Menteri Kehakiman, Pegawai BPN, Pendiri LBH Mawar Saron, Komisaris Utama PT. BMN, Komisaris Utama PT. Prapat Jaya dan dengan kegigihan Ruhut Sitompul menjabat sebagai anggota DPR RI untuk kedua kalinya.
Ruhut Sitompul berhasil mengumpulkan total kekayaan harta Milyaran yang berasal dari harta tidak bergerak seperti tanah, bangunan, harta bergerak berupa kendaraan dan logam mulia, Ia pun mengoleksi mobil Mercedes Benz, Toyota Alpard, dan Toyota Kijang Innova.
3. Hotma Sitompul
Hotma Sitompul lahir di Jakarta (30 November 1965), Ia adalah pengacara paling kontroversial di Indonesia yang memiliki bayaran tinggi hingga ratusan juta rupiah per kasusnya.
Hotma Sitompul alumni dari Universitas Gajah Mada jurusan Magister Hukum Bisnis, Ia pernah bekerja menjadi staff di LBH Jakarta di bawah pimpinan DR. (lur) Adnan Buyung Nasution, S.H.
Tak kalah dengan saudara kandungnya sebagai pengacara sekaligus politikus Bernama Ruhut Sitompul, Ia juga memiliki firma hukum milik pribadi Hotma Sitompoel & A Associates.
Hotma pernah menjadi pengacara sejumlah klien ternama, diantaranya Baim Wong, Raffi Ahmad, pemilik QQ Production, kuasa hukum Richard Muljadi, cucu konglomerat,
Dengan kesuksesannya Ia memiliki beberapa aset investasi properti yang tersebar di beberapa mall besar di Jakarta.
Selain itu Ia membuka Lembaga sosial bersama putrinya tahun 2002 yaitu Lembaga Bantuan Hukum Mawar Saron, Lembaga ini untuk mendapatkan konsultasi dan perlindungan hukum secara gratis bagi orang yang berada pada ekonomi menengah ke bawah untuk mendapat keadilan.
4. Otto Hasibuan
Otto hasibuan lahir Pematang Siantar (5 Mei 1959), Ia adalah pengacara asal tanah Batak.
Otto Hasibuan alumni dari Universitas Gadjah Mada ( UGM), Yogyakarta jurusan hukum, melanjutkan pendidikannya studi University Technology of Sydney, Australia, Comparative Law.
Bagi Otto Hasibuan, Pendidikan sangat penting Ia melanjutkan pendidikan S-3 di Universitas Gadjah Mada ( UGM).
Otto Hasibuan mendirikan Firma hukum Otto Hasibuan dan asosiasi dan mengajar di berbagai perguruan tinggi.
Awal karirnya menjadi pengacara sebagai anggota Persatuan Advokat Indonesia (Peradin), selanjutnya Ia diangkat menjadi komisaris hingga akhirnya menjadi Sekretaris Peradin, selanjutnya Otto menjadi Ketua cabang Jakarta Barat tahun 1990, dan puncaknya Otto terpilih menjadi Ketua Umum DPP selama dua periode, yakni (2003 hingga 2007) dan (2007 hingga 2012).
Berkat jasanya dalam menegakkan hukum, Otto Hasibuan mendapat gelar profesor kehormatan dari Universitas Jayabaya atas jasanya menegakkan hukum dan keadilan selama 32 tahun menjadi advokat pada Oktober 2014.
Selain itu, Ia pernah menangani kasus kontroversi kasus Jessica Kumala Wongso atas dakwaan permbunuhan Mirna dengan menggunakan kopi beracun sianida dan pernah menjadi kuasa hukum eks Ketua DPR Setya Novanto atas dugaan korupsi e-KTP.
Tak heran bila sepak terjangnya menjadikan Ia termasuk dalam jajaran pengacara terkaya di Indonesia, kekayaan mencapai Triliunan dengan berbagai aset mewah.
(cr16/tribun-medan.com)
